Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa kondisi likuiditas bank-bank kecil saat ini masih sangat longgar. Oleh karena itu, bank di kelompok tersebut diperkirakan akan tetap bisa memenuhi penyaluran kredit saat permintaan meningkat ke depan meski suku bunga acuan Bank Indonesia sudah naik 25 basis poin ke level 6%.
Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK menjelaskan, kondisi likuiditas bank kecil yang cukup ample tersebut tercermin dari rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD), rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) dan loan to deposit ratio (LDR) yang masih lebih tinggi dari industri.
"Secara umum, likuiditas bank kecil sejalan dengan kondisi likuiditas industri perbankan yang masih sangat ample," kata dia, Senin (30/10).
LDR industri perbankan per September 2023 berada di level 83,92%, naik tipis dari 83,38% pada bulan sebelumnya. Adapun alat likuid tercatat mencapai Rp 2.105 triliun sehingga rasio AL/NCD mencapai 115,37% turun dari 118,5% pada Agustus dan rasio AL/DPK mencapai 25,8%, turun drai 26,4% pada Agustus.
Baca Juga: Suku Bunga BI Naik, Transaksi PUAB Diramal Terus Meningkat
Sementara itu, kelompok bank modal inti (KBMI) I mencatatkan rasio AL/NCD sebesar 172,97%, rasio AL/DPK 32,87%, dan rasio LDR 77,56%. Kelompok bank KBMI II memiliki rasio AL/NCD 196%, rasio AL/DPK 38%, dan rasio LDR 83,7%.
Menurut Dian, rasio-rasio tersebut menunjukkan bahwa likuiditas bank KBMI I dan KBMI II masih memadai untuk memenuhi kredit saat permintaannya meningkat.
Adapun kredit perbankan secara keseluruhan tumbuh 8,96% per September 2023, lajunya melambat dari Agustus yang tumbuh 9,06%. DPK per September tumbuh 6,54%, lajunya naik sendiri dari bulan sebelumnya yang tumbuh 6,24%.
OJK melihat pertumbuhan DPK termoderasi karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan meningkatnya kebutuhan investasi korporasi pasca pencabutan status pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News