kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Stabilitas industri jasa keuangan di semester I 2019 masih terjaga


Rabu, 24 Juli 2019 / 13:39 WIB
OJK: Stabilitas industri jasa keuangan di semester I 2019 masih terjaga


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada periode sesmeter I-2019 menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan hal ini sejalan dengan kinerja intermediasi sektor jasa keuangan yang positif dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang terkendali. 

Demikian hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan bulan Juli yang digelar Rabu (24/7) ini di Jakarta.

Baca Juga: Viral iklan wanita rela digilir usai pinjam uang di fintech ilegal, begini ceritanya

“Beberapa indikator terkini ekonomi global masih mengindikasikan perlambatan. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur dan pertumbuhan ekspor negara-negara ekonomi utama dunia terpantau masih melambat," kata Wimboh.

"Kondisi tersebut semakin meningkatkan ekspektasi pasar untuk kebijakan moneter global yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan, sehingga berdampak pada berkurangnya tekanan likuiditas di pasar keuangan global dan mendorong kembali masuknya arus modal ke pasar emerging markets,” lanjut dia.

Wimboh melanjutkan, sejalan dengan perkembangan global tersebut, pasar keuangan domestik mencatatkan kinerja yang positif di semester I-2019. IHSG ditutup pada level 6.358,63 meningkat sebesar 2,65% di paruh pertama 2019. 

Baca Juga: Viral perempuan rela digilir demi lunasi utang fintech, ini kata OJK

Hal ini telah membaik pada 23 Juli 2019 di level 6.403,81. Sedangkan pada Juni 2019 tumbuh 2,41% secara bulanan atau month to month (mtm). Adapun net buy investor nonresiden sebesar Rp 68,80 triliun.

Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tercermin dari turunnya rata-rata yield SBN sebesar 57,64 bps, dengan investor nonresiden yang mencatatkan net buy sebesar Rp 95,50 triliun.




TERBARU

[X]
×