kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Orang Kaya Sudah Banyak Tempatkan Uang di Indonesia, Ini Pemicunya


Kamis, 13 November 2025 / 18:57 WIB
Orang Kaya Sudah Banyak Tempatkan Uang di Indonesia, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Uang Beredar Meningkat: Teller menghitung uang di Bank Negara Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (1/3/2022). Orang-orang kaya tampaknya sudah mulai rajin menempatkan uangnya di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena orang Indonesia menyimpan uangnya di luar negeri kerap menjadi sorotan. Bahkan, ini juga menjadi alasan bank-bank pelat merah telah menaikkan bunga simpanan dolar AS pekan lalu.

Hanya saja, orang-orang kaya tampaknya sudah mulai rajin menempatkan uangnya di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Jika menilik data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan orang kaya dengan nominal di atas Rp 5 miliar telah mencapai Rp 5,462 triliun per September 2025. Angka tersebut meningkat sekitar 36% dalam tiga tahun. Ini menjadi tier dengan pertumbuhan paling tinggi.

Bahkan, jika ditarik lebih jauh di tahun 2016, rekening orang kaya di atas Rp 5 miliar di atas masih sekitar Rp 2.228 triliun. Kala itu, aturan terkait pengampunan pajak atau tax amnesty baru berlaku.

Baca Juga: 7 Tanda Anda Meningkat dari Kelas Pekerja Menjadi Orang Kaya Menurut Psikologi

Sejalan dengan itu, data orang dengan ultra high net worth individuals (UHNWI) juga terus mengalami pertumbuhan.

Knight Frank mencatat pada tahun 2016 jumlahnya baru sekitar 832 orang dan di tahun 2023 telah meningkat 1.479 orang. Bahkan, pada tahun 2028 diproyeksi bisa meningkat hingga 1.984 orang.

General Manager Wealth Management PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Henny Eugenia membenarkan tren nasabah kaya baik di industri maupun di BNI menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik dari sisi jumlah customer maupun dana kelolaan.

Menurutnya, ini menjadi salah satu indikator banyak orang kaya yang sebelumnya memiliki penempatan dana di luar negeri, saat ini mulai beralih bertahap ke perbankan di Indonesia maupun ke instrumen di pasar modal dalam negeri baik saham maupun obligasi dibuktikan dengan porsi kepemilikan investor domestik yang terus naik di beberapa tahun terakhir. 

“BNI sendiri mengalami pertumbuhan yang signifikan dari jumlah nasabah naik 14% dan dana kelolaan tumbuh positif 23% secara tahunan (YoY),” ujar Henny, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga: Ini 5 Pola Pikir Finansial yang Bikin Orang Kaya Berbeda dari Kelas Menengah

Lebih lanjut, ia menjelaskan komposisi penempatan dana nasabah BNI saat ini terbanyak masih di produk Dana Pihak Ketiga (DPK).

Hanya saja, ia bilang pertumbuhan di produk investasi juga terus memperlihatkan kenaikan positif termasuk nasabah private yang  tercatat tumbuh 15% YoY. 

“Melihat perkembangan saat ini nasabah yang sebelumnya hanya menempatkan di produk obligasi pemerintah, sudah mulai level up ke produk reksadana pendapatan tetap bahkan saham,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Johannes Husin bilang bahwa saat ini nasabah-nasabah orang Indonesia sudah lebih nyaman untuk menempatkan uangnya di Indonesia.

Terlebih, itu terlihat ketika adanya program tax amnesty yang membuat orang-orang memindahkan dananya kembali ke dalam negeri.

Hanya saja, ia menyayangkan hal tersebut tidak diikuti dengan dengan kedalaman pasar keuangan di Indonesia. Dalam hal ini, Johannes bilang produk-produk investasi di Indonesia terbilang masih terbatas jika dibandingkan di luar negeri.

“Pilihan produknya ngak banyak, tapi kalau misalnya di luar negeri Ini produknya banyak sekali. Kalau misalnya menarik deposito dari sana sama ke sini mau ditempatkan di mana,” ujarnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun menambahkan masih ada risiko uang di Indonesia keluar lagi karena beberapa faktor. Contohnya, ketika suku bunga acuan turun, imbal hasil deposito bisa menipis sehingga dana besar akan mencari alternatif. 

Baca Juga: Ini 7 Pola Pikir Orang Kaya yang Bisa Mengubah Hidup Anda

“Jika pasar obligasi korporasi, reksadana pendapatan tetap, dana jatuh tempo tetap, ETF obligasi, dan instrumen lindung nilai belum cukup dalam, dana tersebut mudah kembali melirik luar negeri,” ujar Josua.

Josua bilang Singapura akan tetap menjadi magnet bagi pemilik kekayaan di kawasan. Ia menggambarkan, pada tahun 2024, Singapura  diperkirakan menyerap sekitar 3.500 orang kaya baru, meski proyeksinya turun menjadi sekitar 1.600 pada 2025.

Menurutnya, ini menunjukkan daya tarik luar negeri belum hilang, hanya saja momentumnya sudah mulai normal. 

“Supaya dana domestik tidak kembali hengkang, ketersediaan produk di dalam negeri harus terus ditingkatkan,” tandasnya.

Selanjutnya: Kementerian ESDM Ungkap Sudah Beri Izin Produksi Atas 2 Tambang Freeport

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Diskon s/d 70% Segera Berakhir, Berlaku sampai 15 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×