kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

OVO Catat Kenaikan Pengguna OVO Invest Mencapai 72% di 2022


Selasa, 24 Januari 2023 / 15:09 WIB
OVO Catat Kenaikan Pengguna OVO Invest Mencapai 72% di 2022
ILUSTRASI. Pengguna OVO Invest yang naik hingga 72% secara tahunan sepanjang 2022.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan peningkatan penjualan reksadana melalui platform financial technology (fintech) yang signifikan, OVO sebagai salah satu platform yang turut menjual reksadana pun turut merasakannya.

Hal tersebut tercermin dari jumlah pengguna OVO Invest yang naik hingga 72% secara tahunan sepanjang 2022. Secara total, akun yang terdaftar mencapai 1,5 juta akun.

“Ini menunjukkan betapa tingginya tingkat adopsi online investment,termasuk reksadana di Indonesia,” ujar SVP of Investment OVO David Sondakh kepada KONTAN, Selasa (24/1).

Baca Juga: Limit Saldo dan Top Up OVO Premier Naik Dua Kali Lipat

Ia menambahkan produk investasi reksadana yang tersedia di OVO | Invest memiliki berbagai kategori, di antaranya pasar uang, saham dan pendapatan tetap. Dari ketiga kategori produk investasi tersebut, David menyebut reksadana pasar uang adalah yang paling diminati oleh pengguna.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa setiap produk investasi reksadana ini. memiliki perbedaan dan keunggulannya masing-masing. 

Salah satu yang sama, ia bilang seluruh proses mulai dari pendaftaran hingga pemantauan/pengaturan portofolio investasi dilakukan secara online dalam aplikasi OVO.

Di sisi lain, ia melihat perkembangan ini tidak lepas dari tantangan yang perlu diantisipasi oleh para pemain fintech. Contohnya, banyak informasi keliru atau tidak akurat yang tersebar di internet dan adanya platform dan skema investasi bodong.

“Ini mungkin bisa mengurangi rasa kepercayaan dan menambah ketakutan masyarakat untuk berinvestasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×