Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan upaya digitalisasi yang gencar dilakukan perbankan, jumlah mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dimiliki bank kian susut. Beberapa bank pun mulai menambah fungsi mesin ATM yang ada saat ini untuk melengkapi layanan.
Ditambah, beberapa waktu lalu, bank-bank milik negara (himbara) melakukan integrasi mesin ATM Link yang dimiliki PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin). Integrasi tersebut menyatukan empat layanan bank menjadi satu layanan yang terpadu.
Direktur IT PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Andi Nirwoto bilang setelah pengintegrasian tersebut, maka jumlah ATM yang dapat digunakan nasabah BTN justru bertambah di atas 40.000 ATM. Padahal, jumlah mesin ATM yang dimiliki BTN tidak sebanyak itu.
“Karena nasabah BTN dapat melakukan transaksi di bank Himbara lain dengan pengalaman yang sama jika bertransaksi di mesin ATM BTN,” ujar Andi.
Baca Juga: Masih Sering Error, Bagaimana Ketahanan Layanan Digital Bank?
Meski demikian, Andi bilang saat ini transaksi di mesin ATM BTN untuk periode Januari hingga Agustus 2023 cenderung menurun. Tercatat jumlah transaksi saat ini sebesar 15,8 juta transaksi atau turun sebesar 29% dibanding tahun lalu.
Hal ini juga dialami oleh bank lain, mengingat tren masyarakat saat ini sudah beralih ke channel mobile banking baik untuk melakukan transaksi transfer, atau purchase atau payment non tunai melalui QRIS.
“Mobile banking periode tersebut justru meningkat baik dari sisi jumlah transaksi yang meningkat mencapai lebih dari 100% dengan nominal transaksi meningkat lebih dari 40%,” ujar Andi.
Ia bilang, BTN akan lebih fokus mempertahankan keberadaan mesin ATM melalui kerjasama bersama Himbara dan Link. Meskipun, ia melihat untuk 5 tahun kedepan sejalan dengan semakin meningkatnya culture cashless transaction tentunya jumlah transaksi melalui channel ATM akan cenderung semakin tertinggal dibandingkan dengan mobile banking.
“Mesin ATM tidak hanya untuk sekedar tarik tunai, namun juga dilengkapi dengan setor tunai dan pembukaan rekening yang langsung dilakukan nasabah di mesin ATM, sehingga ke depan penggunaan Cash Recycle Machine (CRM) akan semakin banyak,” ujarnya.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Agustya Hendy Bernadi bilang BRI juga mencatat adanya penurunan jumlah ATM. Per Juni 2023, BRI tercatat memiliki 13.838 mesin ATM, sementara pada posisi akhir Desember 2022 ATM BRI tercatat sebanyak 13.863 unit.
Hendy melihat penurunan ini tak lepas dari masyarakat yang semakin terbiasa bertransaksi di BRImo serta Agen BRILink. BRI akan terus mendorong dan mengajak masyarakat untuk menggunakan super apps milik BRI tersebut.
“Kepercayaan terhadap super apps BRImo juga ditunjukkan dari jumlah pengguna yang kini telah mencapai 29,1 juta users atau tumbuh 43,98% year-on-year (YOY),” ujarnya.
Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang kehadiran mesin ATM masih memiliki peranan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan.
Sebagai informasi, jumlah transaksi dengan ATM BCA mencapai 1,1 miliar di sepanjang semester I/2023, atau tumbuh sebesar 6,8% YoY. Sementara itu, nilai transaksi dengan ATM BCA mencapai Rp 1.148 triliun di periode yang sama, atau naik sebesar 2,2% YoY.
Hera bilang, BCA juga telah memperkuat komposisi ATM Setor Tarik (Cash Recycling Machine/CRM) di jaringan ATM BCA. Adanya ATM Setor Tarik. Kehadiran ATM Setor Tarik ini diharapkan dapat membantu nasabah yang memiliki mobilitas tinggi serta meminimalisir antrian.
Per akhir Juni 2023, BCA telah memiliki 18.483 ATM yang tersebar di penjuru Indonesia, dan tercatat masih dalam tren meningkat dari tahun lalu. Adapun, dari total jumlah ATM tersebut, sekitar 71%-nya merupakan ATM Setor Tarik.
“Kami masih akan terus berinvestasi untuk sejumlah mesin ATM Setor Tarik baru yang akan tersebar di banyak titik di Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Bank Mandiri Catat Kredit Naik 12,34% Per Agustus 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News