kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pangsa pasar asuransi jiwa masih dikuasai beberapa pemain saja


Kamis, 30 September 2021 / 07:23 WIB
Pangsa pasar asuransi jiwa masih dikuasai beberapa pemain saja
ILUSTRASI. Industri asuransi jiwa


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pertumbuhan pendapatan premi industri asuransi jiwa di semester I-2021, pangsa pasar asuransi jiwa ternyata masih dikuasai oleh segelintir pemain saja. Adapun, perusahaan asuransi jiwa yang berafiliasi dengan perusahaan asing atau joint venture masih mendominasi pangsa pasar tersebut.

Berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di paruh pertama tahun ini, secara jumlah industri asuransi jiwa sejatinya masih didominasi oleh perusahaan nasional yang berjumlah 38, sedangkan perusahaan yang statusnya joint venture (JV) ada 22.

Hanya saja, jika dilihat dari pendapatan premi, ekuitas, dan aset, perusahaan JV lebih dominan dibandingkan perusahaan nasional. Contohnya pendapatan premi JV mencapai Rp 56,5 triliun, lebih tinggi dari perusahaan nasional yang hanya Rp 48,2 triliun.

Ketua AAJI Budi Tampubolon mengatakan, sejatinya perusahaan asuransi asing maupun yang domestik tidak ada perbedaan. Menurutnya, perusahaan asuransi jiwa memiliki model bisnisnya yang beragam berdasarkan spesialisasi yang dimiliki.

Baca Juga: Kanal digital menjadi peluang pemasaran asuransi di masa pandemi

“Kalaupun ada yang memiliki pangsa pasar besar itu karena mereka lebih sudah lebih lama di industri ini. Bisa saja beberapa tahun ke depan posisi tersebut berubah,” ujar Budi.

Sementara itu, Budi pun turut menanggapi beberapa pemain baru di industri asuransi jiwa seperti IFG Life. Ia bilang bahwa pihaknya menyambut baik dengan kehadiran pemain baru tersebut.

Hanya saja, ia menegaskan bukan berarti dengan adanya pemain baru maka pangsa pasar perusahaan asuransi yang lain akan berkurang. Hal ini mengingat masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia saat ini yang berarti pasarnya pun masih besar.

“Kalau cuma satu atau dua yang bertambah tidak akan berpengaruh pada market share perusahaan yang lain. Tapi pemain baru ini bisa menyasar pasar yang sejatinya masih besar,” pungkas Budi.

Keberadaan IFG sendiri pun diharapkan dapat membuat iklim industri asuransi jiwa semakin berkembang. Seiring, fenomena yang pernah dihadapi oleh Jiwasraya menjadi lesson learned tersendiri bagi IFG.

Selanjutnya: Simak penjelasan LPS yang pangkas bunga penjaminan simpanan jadi 3,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×