Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan transaksi pasar uang antar bank (PUAB) tampak meningkat seiring dengan tren pengetatan likuiditas perbankan sejak awal tahun 2025.
Bank Indonesia melaporkan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus menunjukkan tren perlambatan sejak awal Januari 2025 yang tumbuh sebesar 5,51% secara tahunan (YoY) menjadi hanya 4,29% YoY pada Mei 2025.
Sementara di bulan April 2025, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat volume rata-rata harian (RRH) transaksi PUAB Rupiah overnight naik 18,37% secara bulanan (MtM) sebesar Rp15,08 triliun dari Rp 12,74 triliun di bulan sebelumnya.
Baca Juga: Bank Masih Suka Parkir Uang di Surat Berharga Ketimbang untuk Kredit
Adapun, suku bunga PUAB (Indonia) turun dari 6,67% di bulan sebelumnya ke level 5,89%, terdorong sentimen berakhirnya libur Lebaran.
Namun, suku bunga Indonia kembali turun ke level 5,34% pada 17 Juni 2025. Hal ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan pada Mei 2025 dan operasi moneter yang dilakukan BI.
“Volume dan aktivitas PUAB diproyeksi masih akan tumbuh seiring peningkatan kebutuhan likuiditas untuk kegiatan nasabah dan transaksi perbankan serta upaya bank mengejar target penyaluran kredit,” tulis LPS dalam laporan tersebut, dikutip Minggu (22/6).
Peningkatan transaksi PUAB ini juga tampak di sejumlah perbankan.
Pada Mei 2025, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat volume RRH transaksi pasar uang secara keseluruhan meningkat tipis 0,02% dibanding bulan sama tahun lalu.
Angka tersebut diambil dari total volume pasar uang di berbagai instrumen yang digunakan Bank Mandiri, seperti repurchase agreement (repo), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan Interbank Call Money baik placement maupun taken.
Di periode tersebut, volume transaksi repo dan SRBI secara harian di Bank Mandiri naik 9,63%.
Dibandingkan transaksi interbank call money, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara bilang komposisi transaksi SRBI dan repo mendominasi dengan masing-masing sebesar 55% dan 40%. Sementara komposisi interbank call money hanya mencakup 5%.
Hal ini memang selaras dengan fokus Bank Mandiri terhadap perluasan penggunaan repo. Sebab, instrumen pasar ini dipandang lebih aman dengan adanya penggunaan jaminan (collateral).
“Ini juga sejalan dengan semangat yang diinisiasi Bank Indonesia demi mendukung resiliensi pasar keuangan,” jelas Ossy, sapaan akrab Ashidiq.
Baca Juga: Bank Indonesia Tetapkan ICDX sebagai Bursa Derivatif Pasar Uang dan Valuta Asing
Di lain pihak, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat kenaikan volume transaksi PUAB di bulan Mei 2025. Hanya saja, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn enggan merincinya lebih jauh.
Namun selain PUAB, BCA juga kata Hera memanfaatkan instrumen repo demi menjaga likuiditasnya.
“Pada prinsipnya, kami senantiasa akan mengelola likuiditas secara pruden serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko,” kata Hera.
Upaya yang terus dilakukan BCA yakni dengan menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat.
Selanjutnya: Spesifikasi B-2 Spirit: Bomber Siluman AS yang Hantam Situs Nuklir Iran
Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News