kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pefindo Sebut 3 Multifinance Dominasi Nilai Penerbitan Surat Utang Per Mei 2024


Senin, 10 Juni 2024 / 09:43 WIB
Pefindo Sebut 3 Multifinance Dominasi Nilai Penerbitan Surat Utang Per Mei 2024
ILUSTRASI. Customer Service melayani nasabah di kantor cabang Astra Credit Company (ACC) Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (2/2/2023). Astra Sedaya Finance (ASF) mematok target penyaluran pembiayaan pada 2023 bisa mencapai sekitar Rp 30 triliun mengingat beberapa faktor eksternal dan kondisi makro ekonomi yang terlihat cukup menantang./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/02/2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebut ada tiga perusahaan multifinance sebagai penyumbang terbesar nilai penerbitan surat utang oleh industri per Mei 2024.

Adapun penerbitan surat utang multifinance membukukan nilai Rp 9,66 triliun hingga Mei 2024.

Secara rinci, Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menerangkan 3 perusahaan itu, yakni PT Astra Sedaya Finance sebesar Rp 2,5 triliun, PT Federal International Finance (FIF) sebesar Rp 2 triliun, dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk sebesar Rp 2 triliun. 

Baca Juga: Pefindo Sebut Nilai Penerbitan Surat Utang Multifinance Rp 9,66 Triliun Per Mei 2024

"Secara kumulatif, penerbitan dari ketiga perusahaan tersebut mencapai Rp 6,5 triliun atau menyumbang 67,27% dari total penerbitan oleh industri multifinance," ujar Ahmad kepada Kontan.co.id, Minggu (9/6). 

Sementara itu, terkait kinerja penerbitan surat utang, Ahmad menyebut pencapaian hingga Mei 2024 porsinya baru sekitar 29,49% dari pencapaian sepanjang 2023 yang sebesar Rp 32,76 triliun.

Dia mengatakan angka tersebut relatif rendah karena memang bisnis multifinance di awal tahun relatif melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: FIF Catat NPF Per Maret 2024 Berada di Level 1,1%

Ahmad menyampaikan hal itu juga sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan multifinance.

Berdasarkan data OJK, dia menyebut pembiayaan multifinance tumbuh 11,73% year on year (YoY) menjadi Rp 478,69 pada Februari 2024. Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan per Februari 2024 yang sebesar 15,28% YoY. 

Jadi, kata Ahmad, tidak mengherankan perlambatan tersebut juga berpengaruh terhadap penerbitan surat utang korporasi, selain karena faktor lainnya seperti suku bunga tinggi. 

Baca Juga: Multifinance Masih Percaya Bisa Kerek Laba di 2024

Ditambah pada bisnis utama, seperti pembiayaan mobil juga relatif lesu. Ahmad menyebut total angka penjualan ritel atau dari dealer ke konsumen pada Januari 2024 hingga April 2024 hanya 289.551 unit.

Angka itu juga turun hingga 14,8%, jika dibanding penjualan ritel yang sama pada empat bulan awal 2023, yang terjual sebanyak 339.954 unit. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×