Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk kredit korporasi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan obligasi konvensional yang masih beredar.
Selain itu, Pefindo juga menegaskan peringkat Sukuk Adira Finance yang masih beredar pada peringkat idAAA(sy). Prospek untuk peringkat kredit tersebut adalah stabil.
Pefindo menyebut, kemampuan emiten untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut adalah superior. Sementara akhiran sy mengindikasikan pemenuhan prinsip Syariah.
"Peringkat mencerminkan sinergi yang sangat kuat dan hubungan yang saling menguntungkan antara Adira Finance dan induk perusahaan, PT Bank Danamon Indonesia Tbk," kata Pefindo, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/1).
Baca Juga: Pefindo beri peringkat AA+ dengan outlook stabil untuk kekuatan keuangan Jamkrindo
Selain itu, perusahaan juga punya pangsa pasar yang sangat kuat di industri pembiayaan kendaraan serta portofolio bisnis yang ter diversifikasi dengan baik. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tekanan pada kualitas aset dan profitabilitas.
Peringkat dapat diturunkan jika terdapat bukti material karena berkurangnya dukungan induk perusahaan, yang dapat dipicu dari menurunnya kontribusi Adira Finance kepada induk karena posisi bisnis yang melemah, atau jika terdapat penurunan yang signifikan dan berkelanjutan pada kualitas aset dan profitabilitas.
Pefindo menilai, penyebaran Covid-9 telah berdampak signifikan terhadap industri pembiayaan dalam hal pertumbuhan, kualitas aset, dan profitabilitas, terutama terkait pembiayaan pada sektor-sektor ekonomi yang terkena dampak langsung seperti perhotelan, pariwisata, restoran, serta transportasi.
Sektor manufaktur dan perdagangan berbasis komoditas juga terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena terbatasnya akses ke tempat kerja. Kemampuan debitur dari sektor-sektor ekonomi tersebut terpengaruh secara signifikan, sehingga kemampuan pembayaran kembali kewajiban finansial mereka mengalami penurunan, serta mempengaruhi profil keuangan perusahaan-perusahaan pembiayaan.
Meskipun POJK 58/POJK.05/2020 memungkinkan perusahaan pembiayaan untuk merestruktur para debitur terdampak Covid-19 untuk dapat mempertahankan rasio kualitas aset mereka, implementasinya juga memungkinkan terjadinya risiko moral hazard, di mana debitur-debitur yang sebenarnya tidak terlalu terpengaruh juga akan tidak melakukan pembayaran angsuran.
"Kami memperkirakan dampak Covid-19 masih terkendali terhadap profil kredit Adira Finance, yang secara garis besar didukung oleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan tautan kepemilikan saham Bank Danamon dan MUFG Bank, Ltd., memberikan perusahaan akses pendanaan yang stabil," terang Pefindo.
Baca Juga: Piutang pembiayaan multifinance tertekan jadi Rp 375,91 triliun di November 2020
Adira Finance juga menerapkan kriteria pembiayaan yang lebih ketat dan mengintensifkan upaya penagihan angsuran yang didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang kuat.
Hal ini dapat memitigasi potensi penurunan bisnis akibat proyeksi pertumbuhan penjualan otomotif nasional yang belum sepenuhnya pulih dalam 18-24 bulan ke depan dan dapat mempengaruhi permintaan terhadap pembiayaan kendaraan bermotor.
Pefindo akan akan terus memantau secara ketat perkembangan dampak pandemi terhadap performa perusahaan dan profil kredit secara keseluruhan. Didirikan pada tahun 1990, Adira Finance menyediakan layanan pembiayaan pembelian otomotif dan multiguna.
Pada 30 September 2020, Adira Finance memiliki 17.076 karyawan untuk melayani nasabah melalui 450 jaringan usaha termasuk di dalamnya cabang syariah yang terletak di berbagai kota-kota di Indonesia. Sebanyak 92,07% saham Adira Finance dimiliki oleh Bank Danamon dan 7,93% dimiliki oleh publik.
Selanjutnya: Tren Penurunan Bisnis Multifinance Masih Berlanjut di Akhir 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News