Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melanjutkan pelonggaran ketentuan uang muka kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru.
Gubernur BI Perry Warjiyo pada Kamis, (20/10) mengatakan , kebijakan tersebut untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Direktur Bisnis Mandala Finance Christel Lasmana menanggapi kebijakan pelonggaran. Menurutnya, Kebijakan pelonggaran ini bukan hal yang baru, karena sudah diberlakukan sejak tahun 2021 untuk mendorong pemulihan perekonomian yang terdampak pandemi sebelumnya.
Christel bilang, perpanjangan untuk kebijakan pelonggaran ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk tetap mendorong adanya pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai tantangan global.
Baca Juga: Multifinance Sambut Baik Kebijakan Pelonggaran Uang Muka Pembiayaan
"Seperti inflasi, kenaikan BI rate, dan juga kenaikan harga BBM yang berdampak kepada daya beli masyarakat," kata Christel kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Christel melihat bahwa masyarakat, termasuk konsumen Mandala Finance, menunjukkan keinginan untuk terus bangkit secara ekonomi. Oleh sebab itu, kata Christel, tetap fokus untuk terus menjangkau dan melayani lebih banyak konsumen di Indonesia dengan menyalurkan pembiayaan kepada setiap konsumen yang membutuhkan dengan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian yang sesuai dengan manajemen risiko.
Dengan adanya berbagai tantangan karena kondisi ekonomi global dan juga adanya keterbatasan stok unit motor di pasaran sejak awal tahun 2022, banyak pencairan dana dan penyaluran kredit kepada konsumen baru tertunda.
Meskipun demikian, Christel bilang terdapat kenaikan jumlah pembiayaan untuk konsumen Mandala Finance, walaupun jumlahnya masih di bawah target yang tetapkan di awal tahun. Seperti diketahui, Mandala Finance mencatatkan pembiayaan baru yang sudah disalurkan hingga September 2022 sebesar Rp 4 triliun, tumbuh 13,5% secara tahunan.
Sementara itu, CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga merespon baik kebijakan pelonggaran ini. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menjelaskan, kebijakan dari BI ini berdampak baik pada industri otomotif karena memberikan ketentuan uang muka juga tetap memperhatikan kualitas kesehatan portfolio perusahaan.
"Hal ini terlihat dari kenaikan aset industri pembiayaan sebesar Rp 413 triliun di bulan Agustus 2022 atau naik sebesar 7% dibanding dengan periode yang sama di tahun 2021," kata Ristiawan kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Ristiawan mengatakan CNAF menyambut baik terhadap kebijakan BI atas berlanjutnya ketentuan Uang Muka Pembiayaan Kendaraan, di mana paling sedikit 0% dapat diberlakukan apabila perseroan berhasil mengelola kualitas portofolio.
Ristiawan menuturkan, CNAF memenuhi kriteria tersebut dan secara selektif memberikan penawaran sesuai dengan segmen nasabah. Selain itu, CNAF tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan memastikan bahwa nasabah mempunyai kualitas yang baik dengan melihat kepada profil nasabahnya (risk based pricing) tentunya dengan profil risiko baik.
Adapun, CNAF memberlakukan ketentuan Uang muka sesuai dengan segmentasi nasabah sehingga nasabah dapat menikmati program sekaligus menyelesaikan kewajibannya sampai akhir tenor.
Baca Juga: Bisnis Kartu Kredit Perbankan Masih Ekspansif
"Dalam hal ketentuan program, CNAF mengkombinasikan permintaan nasabah dengan penawaran perseroan baik dari sisi ketentuan uang muka ataupun margin pembiayaan," ungkap Ristiawan.
Dalam penerapannya, CNAF memenuhi kriteria tersebut dan secara selektif memberikan penawaran DP 0% sesuai dengan segmen nasabah yang telah terbukti mempunyai kualitas yang bagus.
Sebagai informasi, pertumbuhan pembiayaan kendaraan CNAF meningkat tahun ke tahun seiring pemulihan ekonomi dan stimulus pemerintah dalam memberikan keringanan PPNBM sekaligus keberlanjutan Program DP 0%.
"Realisasi pembiayaan baru CNAF sampai dengan bulan Oktober 2022 adalah sebesar Rp 6,6 triliun atau tumbuh sebesar 57% dibanding periode yang sama di tahun 2021," ujar Ristiawan.
Adapun, CNAF masih menargetkan kenaikan pembiayaan tahun 2022 berada di angka double digit dibandingkan tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News