Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melanjutkan pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru.
Gubernur BI Perry Warjiyo pada Kamis, (20/10) mengatakan , kebijakan tersebut untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyambut positif kebijakan tersebut. Maklum, kebijakan pelonggaran down payment (DP) paling sedikit 0% memang sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui PJOK 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan dan masih belum dicabut sampai saat ini.
"Secara sinergi, artinya BI menyampaikan kebijakan DP paling sedikit 0% memang bisa diteruskan," kata Suwandi kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Baca Juga: Sejumlah Multifinance Bersiap Bayar Obligasi Jatuh Tempo di Akhir Tahun
Suwandi menjelaskan, DP paling sedikit 0% tentu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh multifinance sesuai yang diatur dalam PJOK 35/POJK.05/2018. Syaratnya antara lain pelaku multifinance harus sehat.
"Apa kriteria sehatnya? Multifinance harus mempunyai Non Perfoming Financing (NPF) di bawah 1%, artinya hanya yang sehat yang boleh menawarkan DP paling sedikit 0% kepada debitur," jelasnya.
Suwandi menambahkan, kebijakan DP paling sedikit 0% tidak secara umum menjadi program masal yang dilakukan oleh pelaku multifinance. Pasalnya, kebijakan tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan perusahaan pembiayaan dan bagaimana risiko yang dilihat dari debitur yang akan disetujui. Suwandi menilai, kredit kendaraan bermotor di multifinance saat ini masih sehat.
"Masih sehat-sehat saja, bisa dilihat dari NPF yang masih di angka 2,7% secara gross," imbuhnya.
Sejumlah pemain multifinance juga menyambut baik kebijakan pelonggaran DP paling sedikit 0%. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo merespon baik ketentuan tersebut karena memberikan relaksasi kepada multifinance untuk membuat paket-paket yang menarik, khususnya untuk segmen yang cukup aman.
Harjanto menjelaskan, untuk penerapan DP paling sedikit 0% di nasabah terkait mitigasi risiko apabila untuk program Car Ownership Program (COP) perusahaan-perusahaan masih dimungkinkan.
Akan tetapi untuk retail perorangan, Harjanto menganggap cukup berisiko karena uang muka merupakan mitigasi risiko kemampuan bayar konsumen di awal. Harjanto bilang, untuk retail perorangan secara umum dilakukan di Clipan Finance minimal 10%. Adapun, untuk kredit kendaraan di Clipan Finance masih cukup signifikan. Harjanto menargetkan di akhir 2022 ini mencapai Rp 6 triliun dan mungkin bisa lebih.
Respon positif juga diutarakan oleh PT Mandiri Utama Finance (MUF). Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja menuturkan, kebijakan tersebut sangat baik, karena pada dasarnya memberikan keleluasaan kepada multifinance dalam menyalurkan pembiayaan. Akan tetapi pada praktiknya, kata Stanley, penerapan di masing-masing multifinance akan kembali kepada appetite, khususnya terkait dengan kerugian pembiayaan (credit losses).
"Karena besaran uang muka pembiayaan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas portfolio," ujar Stanley kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Terkait dengan kebijakan DP paling sedikit 0%, Stanley bilang MUF saat ini memanfaatkan kelonggaran tersebut, akan tetapi hanya untuk segmen dan produk yang sangat terbatas yang secara kualitas dapat dipastikan tidak akan terpengaruh dengan kebijakan uang muka 0% tersebut.
Adapun, penyaluran pembiayaan di MUF sampai saat ini masih cukup bagus. MUF sudah berhasil menyalurkan pembiayaan sampai dengan September 2022 sebesar Rp 12,3 triliun. "Angka tersebut tumbuh 60% dibandingkan periode sama tahun 2021 lalu," tutur Stanley.
Stanley berharap, sampai akhir tahun ini MUF dapat menyalurkan pembiayaan hingga Rp 17 triliun.
Hal senada diungkapkan oleh Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim. Menurutnya, kebijakan ini sangat baik. Roni menilai, DP yang rendah direspon baik oleh pasar. "Saat ini kami sudah bisa memberikan pinjaman dengan DP serendah-rendahnya 5% dari harga mobil," kata Salim kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Roni bilang, pembiayaan baru YTD sampai dengan September 2022 sebesar Rp 23,3 triliun, tumbuh 34% dibanding periode yang sama di tahun lalu. BCA Finance menargetkan hingga akhir tahun dapat pembiayaan baru senilai Rp 30,5 triliun.
Baca Juga: BCA Finance Siap Membayar Obligasi Jatuh Tempo Senilai Rp 498 Miliar
Sementara itu, Direktur Sales & Distribusi Mandiri Tunas Finance (MTF) William Francis melihat situasi dan kondisi di perbankan.
"Kami tentunya akan menyesuaikan rate jual kami seiring dengan naiknya Bunga Pinjaman yang kami dapatkan," kaya William kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Sebagai informasi, MTF per September 2022 sudah menyalurkan Rp 20,1 triliun, naik 40% secara tahunan. MTF menargetkan mencapai Rp 25 triliun sampai akhir tahun 2022.
Executive Board Indomobil Finance Gunawan Effendi turut menyambut positif kebijakan pelonggaran DP paling sedikit 0%. Gunawan menjelaskan, penerapan di lapangan bervariasi mempertimbangkan banyak faktor, di antaranya kualitas piutang, profil risiko calon debitur, tingkat persaingan, apakah calon debitur merupakan eksisting debitur degan rekam jejak pembayaran angsuran yang baik, dan lain sebagainya.
Gunawan menuturkan, permintaan pembiayaan tahun ini sebetulnya meningkat, hal ini terlihat dari aplikasi pembiayaan yang naik double digit dibandingkan tahun sebelumnya, tapi sayangnya terkendala pasokan unit kendaraan yang terbatas.
Senada dengan Gunawan, Direktur WOM Finance Cincin Lisa Hadi menanggapi baik kebijakan ini. Menurutnya, kebijakan tersebut berdampak positif bagi Industri Pembiayaan di Indonesia, sekaligus merupakan sinyal positif bahwa kondisi ekonomi Indonesia relatif telah mengalami pertumbuhan. Namun hal tersebut, kata Cincin, tetap harus disertai dengan prinsip kehati-hatian sehingga perusahaan pembiayaan tetap dapat menjaga kualitas portofolio yang bertumbuh namun tetap sehat.
Sekadar informasi, hingga saat ini WOM Finance masih tetap memberlakukan ketentuan uang muka sesuai dengan regulasi yang ada. WOM Finance memberlakukan ketentuan uang muka kredit sesuai dengan regulasi yang ada serta profil calon konsumen.
Hingga Juni 2022, Perusahaan berhasil melakukan penyaluran pembiayaan hingga Rp 2,2 triliun atau meningkat 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pada tahun 2022, perusahaan menargetkan penyaluran pembiayaan dapat bertumbuh di atas 10% dibandingkan dengan tahun 2021 seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia," pungkas Cincin kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News