kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peluang Masih Besar, Fintech dan Perbankan Terus Kembangkan Bisnis Paylater


Rabu, 26 Januari 2022 / 17:36 WIB
Peluang Masih Besar, Fintech dan Perbankan Terus Kembangkan Bisnis Paylater
ILUSTRASI. aplikasi start-up atau start up keuangan?alias?fintech, Kredivo yang bisa membuat pembelian produk dengan sistem kredit.?KONTAN/Muradi/2016/09/22


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembayaran cicilan skema bayar tunda atau buy now pay later (BNPL) menjadi salah satu industri yang kian tumbuh sejak pandemi covid-19 melanda. Dengan peluang pertumbuhan yang masih besar, beberapa pemain pun mulai mengatur strategi untuk memperbesar pangsa pasarnya di tahun ini.

Salah satunya, Kredivo yang merupakan salah satu pemain di industri ini dengan wallet share sebesar 50% di mayoritas e-commerce ternama di Indonesia. Sejak akhir tahun lalu, Kredivo meningkatkan penetrasi ke ritel atau merchant offline seiring aktivitas masyarakat yang sudah mulai berangsur normal seperti saat sebelum pandemi.

Seperti contoh, mereka meluncurkan Flexi Card, kartu yang memungkinkan pengguna untuk bertransaksi di seluruh merchant di Indonesia yang memiliki EDC dengan jaringan GPN menggunakan kartu yang limitnya berasal dari aplikasi Kredivo.

Dengan bunga sekitar 2.6% per bulan untuk cicilan 6 hingga 12 bulan, Indina Andamari sebagai VP Marketing & Communications Kredivo mengatakan saat ini sudah memiliki 5 juta pengguna aktif di Indonesia yang tumbuh hampir 2 kali lipat dalam 10 bulan terakhir.

Baca Juga: Ini Alasan OJK untuk Mengerek Batas Minimal Permodalan Fintech

“Rata-rata pengguna bertransaksi 25 kali menggunakan Kredivo setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bagaimana Kredivo memiliki engagement rate yang tinggi untuk yang penggunanya,” ujar Indina.

Adapun, Indina bilang pihaknya akan meningkatkan layanan di kota-kota tier 3 dan memperluas target konsumen ke sektor produktif sehingga penduduk di kota-kota non-metropolitan dan lebih banyak pengusaha UMKM yang menggunakan layanan Kredivo. Harapannya, pertumbuhan nilai pembiayaan dan jumlah nasabah bisa naik 2 kali lipat di tahun ini.

Selain Kredivo, ada juga Akulaku yang memiliki target tinggi setelah tahun lalu berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 135% menjadi Rp 9,5 triliun. Tahun ini, mereka menargetkan penyaluran pembiayaan bisa mencapai Rp 12 triliun dengan produk yang selama ini menjadi unggulan yaitu handphone dan peralatan rumah tangga.

Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga bilang pihaknya meyakini  bahwa e-commerce masih akan meningkat signifikan sejalan dengan perubahan lifestyle masyarakat yang mulai beralih ke belanja online disertai dengan membaiknya infrastruktur dan ekosistem.

Baca Juga: Permodalan Fintech Bakal Lebih Tinggi, Pelaku Bisnis Siapkan Strategi Gaet Investor

Rupanya, bisnis paylater ini juga dilirik oleh perbankan yang turut ingin mencuil peluang dari hal tersebut. Misalnya, BRI yang memiliki produk bernama Ceria untuk transaksi paylater-nya.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut transaksi paylater tersebut mengalami kenaikan yang signifikan karena tumbuh lebih dari 115% yoy dengan sales volume transaksi mencapai Rp 230 miliar. Ia pun menargetkan pertumbuhan transaksi kartu kredit dan paylater sebesar 30% yoy pada tahun 2022.

Memang, pertumbuhannya mungkin tak sebesar dengan dua fintech sebelumnya. Namun, BRI tampaknya lebih unggul dari suku bunga yang ditawarkan, mengingat suku bunga yang berlaku di produk CERIA tersebut sebesar 1,42% flat per bulan.

“Kami akan meningkatkan kerjasama co-brand untuk melayani berbagai segmen serta meningkatkan penetrasi yang lebih agresif sebagai produk digital lending,” ujar Aes.

Selain BRI, ada juga Bank CIMB Niaga yang juga melirik bisnis paylater yang saat ini sedang dikembangkan untuk platformnya. Nantinya, produk paylater tersebut akan menargetkan nasabah tabungan CIMB Niaga yang saat ini tidak memiliki fasilitas atau belum eligible untuk produk kartu kredit.

Bukan tanpa alasan, Noviady Wahyudi sebagai Head of Consumer Product, Preferred and Personalization Bank CIMB Niaga melihat fasilitas paylater ini menjadi yang saat ini paling dibutuhkan masyarakat.

Ia pun bilang kalau plafon pinjaman yang diberikan tidak akan sebesar plafon kartu kredit dan akan disesuaikan dengan kemampuan pembayaran nasabah. “Bunga yang diberikan pun tentunya tetap kompetitif sehingga tidak akan memberatkan nasabah,” ujar Noviady.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×