kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang Masih Besar, Perbankan Pacu Pembiayaan ESG di Sisa Tahun 2022


Jumat, 26 Agustus 2022 / 17:52 WIB
Peluang Masih Besar, Perbankan Pacu Pembiayaan ESG di Sisa Tahun 2022
ILUSTRASI. Perbankan makin gencar lakukan pembiayaan ESG


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan memacu penyaluran kredit berbasis Environmental, Social and Governance (ESG). Bankir akan terus menyasar berbagai sektor pembiayaan hijau hingga akhir tahun.

PT Bank UOB Indonesia optimis pembiayaan berkelanjutan akan terus meningkat hingga penghujung tahun. Harapman Kasan, Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia menargetkan, bisa memiliki eksposur pembiayaan hijau di luar UMKM bisa mencapai US$ 200 juta hingga akhir 2022.

Perbankan itu akan menyasar pada sektor green trade financing yakni menyasar perusahaan yang memiliki inisiatif mengurangi emisi karbon dengan dibuktikan memiliki sertifikat ESG pada masing-masing sektor. Selain itu, menyasar pembiayaan U-Solar baik bagi nasabah korporasi maupun ritel melalui kartu kredit.

Cycling economic juga sedang bertumbuh seperti recyle plastik, kertas, dan logam. Sekarang juga kami fokus di eifiency energy dan ekosistem kendaraan listrik. Sejauh ini, kualitas pembiayaan hijau kami sangat bagus karena juga menerapkan prinsip kehati-hatian,” paparnya kepada Kontan.co.id pada Jumat (26/8).

Sedangkan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil menyalurkan kredit berkelanjutan senilai Rp 226,3 triliun per Juni 2022. Meningkat 20,76% secara tahunan, dibandingkan Juni 2021 sebesar Rp 187,4 triliun.

Baca Juga: Simak Strategi BRI, BNI dan BTN untuk Menjaga Biaya Dana Saat Suku Bunga Naik

Dari jumlah tersebut, komposisi penyalurannya adalah sebanyak Rp 115 triliun ke UMKM, Rp 96,6 triliun ke sustainable palm oil, Rp 4,7 triliun ke renewable energy, dan Rp 2,4 triliun untuk clean transportaion. Lalu Rp 1 triliun untuk sustainable water and wastewater management, dan sub sektor lainnya sebanyak Rp 6,6 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, dalam mendukung zero emision, Bank Mandiri  berkomitmen untuk berkontribusi sebesar 21% hingga 23% dari kredit hijau nasional sesuai kriteria POJK 51 tahun 2017.

Untuk mencapai tersebut, Bank Mandiri fokus pada pertumbuhan kredit ecosistem renewable enegry dengan tiga ekosistem utama. Pertama, pembiayaan kepada Independent Power Producer (IPP) pada energi hydro, geotermal, dan solar yang bersifat green energy.

Kedua, electrical vehicle ecosystem mulai dari pembiayaan korporasinya seperti nikel, dealer, hingga konsumer melalui pembiayaan kendaraan listrik.

Ketiga, pembiayaan surya panel ecosystem baik dari korporasi sebagai produser hingga konsumer yang mungkin mau mengubah maupun menggabungkan sumber energi menjadi sumber energi surya panel baik melalui produk kartu kredit maupun kredit serba guna surya panel.

 

Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pembiayaan ESG telah mencapai Rp 176,6 triliun atau sebesar 28,6% dari total kredit per Juni 2022. Meningkat, 26,69% yoy dari pembiayaan ESG mencapai Rp139,4 triliun di Juni 2021.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar bilang, seluruh pembiayaan tersebut diperuntukkan bagi industri yang menghasilkan produk atau jasa yang berdampak positif terhadap lingkungan hidup. 

Pembiayaan hijau atau green financing BNI sejauh ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM senilai Rp 117,9 triliun.

Adapun, selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau Rp 16,1 triliun, energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp 12,0 triliun. Serta pengelolaan polusi sebesar Rp 7,2 triliun, dan pengelolaan air dan limbah sebesar Rp 23,4 triliun.  

 “BNI juga menghadirkan kemudahan kepemilikan kendaraan listrik melalui pembiayaan konsumer BNI dan pembiayaan melalui anak usaha BNI Multifinance, dengan bunga yang lebih menarik dibandingkan dengan pembiayaan untuk mobil konvensional. Kami juga bekerja sama dengan PLN dalam pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan skema partnership di lingkungan kantor BNI,” katanya.

Dia juga menekankan bahwa pembiayaan pada Energi Baru Terbarukan atau EBT terus meningkat dengan cukup kuat. Hingga pertengahan tahun ini, pembiayaan ke EBT diperuntukkan bagi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Air, Tenaga Surya, serta Biogas.  

“Dalam upaya mendukung green portfolio, BNI menjadi pionir dengan menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah senilai Rp 5,0 triliun. Penerbitan ini nantinya akan digunakan untuk mendorong kinerja green banking khususnya pembiayaan pada 11 kategori area hijau sesuai POJK 60/ POJK.04/2017,” ujarnya.

Baca Juga: Kolaborasi Jadi Kunci BNI Terapkan Green Banking

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kredit berkelanjutan BRI hingga akhir Kuartal II-2022 telah mencapai Rp 657,1 triliun atau setara dengan 65,5% dari total portofolio kredit BRI. SEVP Treasury & Global Services BRI Achmad Royadi menjelaskan, sebanyak Rp 74,7 triliun diantaranya disalurkan kepada pembiayaan hijau.

Adapun dari sisi wholesale funding yang diterbitkan oleh treasury BRI juga mengalami peningkatan. Komposisi wholesale funding yang berbasis ESG sebesar 9% pada 2021, tumbuh pesat mencapai 49,7% hingga akhir semester I-2022.  

Wholesale funding merupakan non dana pihak ketiga (DPK) sebagai alternatif pemulihan likuiditas dan potensi diversifikasi funding berbasis ESG. BRI pun optimistis mampu mencapai target wholesale funding hingga lebih dari 50% pada 2024.

Dari sisi wholesale funding yang diterbitkan oleh treasury BRI juga mengalami peningkatan. Komposisi wholesale funding yang berbasis ESG sebesar 9% pada 2021, tumbuh pesat mencapai 49,7% hingga akhir semester I-2022.  

Wholesale funding merupakan non dana pihak ketiga (DPK) sebagai alternatif pemulihan likuiditas dan potensi diversifikasi funding berbasis ESG. BRI pun optimistis mampu mencapai target wholesale funding hingga lebih dari 50% pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×