kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pemain baru bermunculan, persaingan bisnis surety bond semakin ketat


Jumat, 13 Mei 2011 / 08:33 WIB
ILUSTRASI. Lelang mobil murah Nissan Grand Livina tahun 2011 dengan penawaran minimal Rp 60 juta.. KONTAN/Muradi/27/09/2011


Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas, Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Daftar perusahaan asuransi yang terjun ke bisnis surety bond semakin panjang. Otomatis, persaingan bisnis ini pun semakin ketat.
APT Pan Pacific Insurance (PPI) menjadi pemain ke-40 di bisnis ini, setelah meluncurkan produk surety bond dan kontra bank garansi, Kamis (12/5). Manajemen menargetkan, dua produk itu bisa berkontribusi premi sebesar Rp 20 miliar di sepanjang tahun ini.

Asal tahu saja, surety bond adalah produk penjaminan atas risiko perjanjian dalam pelaksanaan proyek. Sedangkan kontra bank garansi merupakan bukti jaminan untuk mendukung garansi yang dibuat sebelumnya.

Peluncuran produk ini hanya satu hari setelah Kementerian Keuangan mengumumkan daftar perusahaan asuransi yang berwenang memasarkan produk suretyship, melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347 Tahun 2011. Berdasarkan beleid tersebut, pemain surety bond baru ada 39 perusahaan.

Marcel Colondam, Presiden Direktur PPI mengatakan, sudah mengincar kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk memasarkan produk surety bond. Di antaranya dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), BP Migas, dan PT Kereta Api Indonesia.

Sedang di pemasaran kontra garansi, PPI akan menjajaki kerjasama dengan Bank Jateng, Bank Jabar Banten, Bukopin, Bank Mandiri, Bank Mayapada, Bank Central Asia (BCA), Bank Capital, Bank Mega, dan Bank Ganesha. "Targetnya, kedua produk ini bisa memberi laba Rp 4 miliar," kata Marcel.

Kornelius Simanjuntak, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menjelaskan, pemain produk ini bakal semakin banyak. Mengingat, kedua produk itu dibutuhkan untuk penjaminan proyek infrastruktur. "Meski pemain banyak, tapi potensi pasar masih besar. Apalagi di negara berkembang, pembangunan infrastruktur terus berjalan," jelas Kornelius.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×