kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan alat berat diramal turun 15%


Jumat, 08 Agustus 2014 / 17:37 WIB
Pembiayaan alat berat diramal turun 15%
ILUSTRASI. Petugas memeriksa proses penjernihan air di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) milik Perumda Tirta Raharja di Desa Sadu, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/2/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pelambatan pembiayaan alat berat yang terjadi pada semester pertama, diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun. Pembiayaan alat berat disinyalir masih akan tertekan oleh lesunya bisnis pertambangan. 

Harga komoditas pertambangan terutama batubara dalam tren penurunan. Belum lagi hal ini diperparah adanya beleid pembatasan ekspor mineral mentah.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno memperkirakan, penurunan pembiayaan alat berat tahun ini bisa mencapai 15% dari pencapaian akhir tahun 2013. 

"Penurunan bisnis alat berat akan berdampak pada pertumbuhan keseluruhan pembiayaan tahun ini," ramal Suwandi. APPI memperkirakan, pertumbuhan bisnis industri pembiayaan sekitar 5%-10%. Sementara bisnis alat berat lunglai, pembiayaan akan didominasi untuk pembelian motor dan mobil. 

Pelambatan industri pembiayaan sudah terlihat di pertengahan tahun ini, yang tumbuh sekitar 5% saja dibanding periode semester pertama tahun 2013.

Pemerintah baru

Pertumbuhan pembiayaan kendaraan bermotor juga nantinya akan ditopang oleh adanya pemerintahan baru. Suwandi berharap, langkah pemerintah baru bisa mengangkat perekonomian Indonesia yang akhirnya juga bisa menumbuhkan bisnis multifinance.

Apalagi presiden dan wakil presiden yang terpilih mempunyai visi misi yang bagus dalam bidang infrastruktur. "Dengan infrastruktur yang dibuat itu kan akan ada dampaknya dengan pembiayaan otomotif terutama sepeda motor dan mobil," kata Suwandi. 

Suwandi menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang luas dimana peluang bagi industri pembiayaan  untuk terus bertumbuh masih terbuka lebar. Namun permasalahannya selama ini adalah tidak meratanya pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur baru terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera sehingga pembiayaan kendaraan bermotor pun hanya terpusat di wilayah tersebut. Sedangkan pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur masih minim.

Dengan komitmen dari presiden dan wakil presiden yang terpilih untuk membangun infrastruktur di wilayah Indonesia Timur maka diharapkan bisa menopang penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor. "Di Indonesia timur itu mereka masih punya peluang. Sehingga saya yakin industri pembiayaan masih akan tumbuh di tahun-tahun mendatang," kata Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×