Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2017 menjadi periode yang cukup menggembirakan bagi pemain pembiayaan alat berat. Tren ini diprediksikan berlanjut pada tahun ini.
Penjualan alat berat di Indonesia diperkirakan akan menembus lebih dari 12.800 unit pada 2018. Jumlah tersebut meningkat dari proyeksi sepanjang tahun lalu yang sebanyak 11.200 unit.
Ada sejumlah faktor yang akan mendorong pembiayaan alat berat. Di antaranya tren harga komoditas yang masih naik.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, tren komoditas seperti batubara sejak akhir 2016 menjadi pendorong kinerja pembiayaan alat berat.
Dari hasil komunikasi dengan distributor alat berat, permintaan produk telah inden sampai September 2018. "Kami melihat permintaan alat berat ini terus naik sehingga menjadi kesempatan untuk digarap," kata dia.
Pertumbuhan ekonomi nasional maupun global di tahun ini juga bakal mendorong permintaan produk komoditas lain. Seperti pertanian, kehutanan dan infrastruktur.
Salah satu pemain bisnis ini, PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) telah merasakan berkah tersebut. Per November 2017 lalu, CSUL telah menyalurkan pembiayaan Rp 2,5 triliun hingga November 2017. Angka tersebut melebihi target sampai akhir tahun lalu Rp 2,4 triliun.
Suwandi yang juga Direktur CSUL mengatakan, di akhir 2017 realisasi penyaluran pembiayaan CSUL mencapai Rp 2,6 triliun. "Proyeksi pertumbuhan kami di tahun ini 15%-20%," kata dia.
Pemain lain yakni PT MNC Guna Usaha Indonesia (MNC Leasing) pun yakin atas prospek pembiayaan alat berat. Perusahaan ini mengincar pembiayaan alat berat keperluan konstruksi. Direktur Utama MNC Leasing Ageng Purwanto mengatakan, sebanyak 70% portofolio MNC Leasing mengalir ke segmen tersebut.
Sementara Direktur PT Clipan Finance Indonesia Englebert Rorong menuturkan sektor alat berat masih berisiko besar. Karena itu, Clipan mengurangi pembiayaan segmen ini sejak 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News