kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pembiayaan Alat Berat Q1 Panen


Rabu, 12 Mei 2010 / 07:26 WIB
Pembiayaan Alat Berat Q1 Panen


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Test Test

JAKARTA. Bisnis pembiayaan alat berat sepanjang kuartal I 2010 menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tengok saja pencapaian PT Buana Finance yang berhasil menyalurkan pembiayaan alat berat sebesar Rp 229 miliar sepanjang kuartal I 2010.

President Direktur Buana Finance Eko S Budianto mengatakan, pencapaian tersebut naik 35% di atas angka yang ditargetkan. "Pertumbuhannya memang cukup signifikan. Kondisinya juga jauh berbeda dengan kuartal I tahun lalu," kata Eko.

Membaiknya harga komoditas menjadi pendukung faktor kenaikan pencapaian tersebut. "Permintaan akan batubara, nikel, bauksit, dan komoditas tambang yang lain membaik dan harganya juga bagus sehingga permintaan alat berat juga terdongkrak," jelas Eko. Tahun ini, Buana Finance menargetkan pembiayaan alat berat bisa mencapai Rp 700 miliar.

Untuk merealisasikan target, Buana Finance memilih untuk untuk memaksimalkan kantor cabang yang sudah ada. Saat ini, Buana Finance memiliki 21 kantor cabang. "Kami tetap akan fokus pada pembiayaan alat berat dan pembiayaan kapal," ujarnya.

Tak cuma Buana Finance yang mereguk peruntungan. PT Intan Baruprana Finance (IBF) juga mencetakkan pertumbuhan di kuartal pertama ini. Direktur IBF Ibrahim Atje mengatakan, dibandingkan periode yang sama tahun lalu perbedaannya cukup radikal.
"Bagaimana tidak radikal, pembiayaan pada kuartal I tahun ini nilainya hampir menyerupai pencapaian sepanjang tahun lalu," cetus Bram, panggilan akrabnya.

Bram bilang, hingga Maret 2010, pembiayaan mereka sudah mencapai Rp 75 miliar, sementara sampai April ini sudah mencapai 114% dari angka yang kami targetkan. "Pencapaian ini lebih karena faktor momentum," tandas Bram.

Seperti diketahui, tahun 2008 ada krisis yang berdampak pada bisnis perbankan. Dampaknya, perbankan seret dalam memberikan kredit, likuiditas pun ketat. Dan hal tersebut berdampak pada bisnis pembiayaan mengingat pendanaan multifinance masih sangat ditopang oleh perbankan lokal.

Sampai akhir tahun nanti, IBF menargetkan bisa melakukan pembiayaan baru sebesar Rp 400 miliar. Target ini naik 135,29% dari pembiayaan baru tahun lalu yang hanya mencapai Rp 170 miliar.

Masih mencari pendanaan

Terkait dengan pendanaan, Buana Finance masih terus mencari sumber dana. Saat ini mereka masih mengandalkan pinjaman perbankan. Salah satu bank yang belum lama meminjamkan dananya adalah Bank Victoria.

"Kami baru ada dana Rp 100 miliar. Sehingga untuk merealisasikan target kami, masih harus berusaha mencari dana sebesar Rp 600 miliar lagi," katanya. Modal Buana Finance saat ini mencapai Rp 900 miliar dengan posisi utang sebesar Rp 400 miliar.

Tak berbeda jauh dengan IBF. Beberapa penjajakan telah mereka jajaki untuk mencari sumber pendanaan. "Prosesnya saat ini tinggal tandatangan saja," imbuh Bram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×