Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,46% secara compounded annual growth rate (CAGR) sejak awal merger hingga Desember 2024.
Sebagian besar pembiayaan tersebut didistribusikan ke segmen ritel dan UMKM serta segmen konsumen yang mengomposisi sekitar 72%.
Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta mengungkapkan, merger yang diinisiasi pemerintah dan dilakukan pada 1 Februari 2021 terbukti berdampak pada percepatan pertumbuhan perseroan.
Baca Juga: Strategi Bank Syariah Indonesia (BRIS) untuk Perkuat Kualitas Dana Pihak Ketiga
'’Aset BSI tumbuh agresif di mana dalam empat tahun tumbuh mencapai 14,28% (CAGR) semula Rp 239,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 408,61 triliun pada akhir 2024. Total aset tersebut mendongkrak BSI masuk ke peringkat enam," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (15/5/2025).
Pertumbuhan aset, kata Bob, antara lain ditopang jumlah jaringan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) di mana secara merger total kantor cabang BSI mencapai 1.039 outlet sehingga dengan branding yang baru, cabang BSI lebih terlihat.
"Jumlah nasabah pun telah mencapai di atas 21 juta dibanding sekitar 14 juta saat merger terjadi," imbuh dia.
Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga per Desember 2024 mencapai Rp 327,45 triliun saat sebelum merger.
Baca Juga: Laba Bank Syariah Indonesia (BSI) Tumbuh 10% di Dua Bulan Pertama 2025
BSI juga telah menumbuhkan komposisi dana murah (CASA) sebesar 12,20% (CAGR) sejak awal merger hingga Desember 2024.
Konsistensi fokus pada dana murah ditambah terus mengoptimalkan efisiensi biaya menjadikan BSI juga berhasil mempertahankan pertumbuhan laba dobel digit hingga Desember 2024.
Lebih lanjut, Bob mengungkapkan, hingga Desember 2024 laba BSI tumbuh 33,77% secara CAGR semula Rp 2,19 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 7,01 triliun.
Dampak dari pertumbuhan laba adalah naiknya Return on Equity (ROE) secara impresif. Pada Desember 2020 ROE BSI 11,18% dan naik menjadi 17,77% pada Desember 2024.
Dengan kinerja yang solid, kepercayaan investor terhadap kinerja BSI pun bertumbuh di mana saat ini investor pemegang saham perusahaan dengan kode ticker saham BRIS ini telah diisi oleh investor-investor global.
Sebagai catatan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan menggelar RUPS Tahunan pada 16 Mei 2025. Bob menyatakan manajemen BSI akan konsisten melanjutkan transformasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BRIS) Kantongi Laba Rp 1,16 Triliun Hingga Februari 2025
Salah satu mata acara pada RUPST adalah persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan pada tahun 2024.
Bob bilang, BSI akan terus menjaga kinerjake depan, kendati kondisi ekonomi cukup menantang ditandai dengan menurunnya daya beli masyarakat dan mulai berdampak pada kinerja bank secara umum.
BSI juga terus memperbaiki infrastruktur teknologi dan digitalisasi yang telah diinisiasi pada 2024 dengan melahirkan SuperApp BYOND by BSI untuk nasabah ritel dan BEWIZE by BSI untuk nasabah institusi, selain memperluas jaringan agar dapat melayani masyarakat lebih luas dengan cara yang modern.
Potensi menumbuhkan bisnis bertambah dengan diresmikannya Layanan Bank Emas oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025.
‘’Layanan emas ini sesuai visi pemerintah dalam rangka hilirisasi agar emas Indonesia dikelola di Indonesia," terang Bob.
Baca Juga: Izin Bullion Bank Terbit, Saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) Mendaki
BSI memiliki dua layanan bank emas yang tumbuh sangat signifikan sejak diresmikan yakni Perdagangan Emas dan Penitipan Emas. Layanan bank emas melengkapi produk di BSI di antaranya layanan gadai emas, cicil emas dan BSI Emas (Tabungan emas).
Layanan bank emas ini memberikan kesempatan kepada semua nasabah memiliki emas dengan harga yang terjangkau melalui aplikasi BYOND by BSI.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembiayaan BSI Tumbuh 15,46 Persen sejak Merger", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2025/05/15/113000626/pembiayaan-bsi-tumbuh-1546-persen-sejak-merger.
Selanjutnya: Kadin: Potensi Nilai Perdagangan RI-AS Bisa Capai US$ 80 Miliar Usai Negosiasi Tarif
Menarik Dibaca: 5 Cara Mencegah Depresi pada Remaja, Selalu Pantau Media Sosial Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News