kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Pembiayaan Bank Syariah Tumbuh Lebih Tinggi dari Kredit Bank Konvensional


Selasa, 07 Oktober 2025 / 19:47 WIB
Pembiayaan Bank Syariah Tumbuh Lebih Tinggi dari Kredit Bank Konvensional
ILUSTRASI. Pertumbuhan pembiayaan bank syariah lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit bank konvensional.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA.  Sejumlah bank syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan pada Agustus 2025. Bahkan pertumbuhan pembiayaan bank syariah lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit bank konvensional.

Bank Indonesia (BI) juga mencatat pertumbuhan pembiayaan syariah mencapai 8,31% secara tahunan (YoY) per Juli 2025. Sementara pertumbuhan kredit perbankan hanya tumbuh 7,03% YoY.

Pengamat ekonomi syariah sekaligus Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat optimistis pembiayaan syariah akan terus tumbuh hingga akhir tahun.

"Meskipun ada tekanan terutama dari sisi risiko kredit, Perbankan Syariah masih memiliki momentum pertumbuhan, terutama karena fokus pada sektor produktif dan basis nasabah yang lebih loyal," ungkap Emir kepada kontan.co.id, Selasa (7/10/2025).

Baca Juga: Bank Syariah Nasional (BSN) Resmi Berdiri, Perkenalkan Identitas Baru

Emir menerangkan, menjelang akhir tahun biasanya aktivitas usaha UMKM meningkat, terutama di sektor perdagangan, makanan-minuman, dan konsumsi musiman (misalnya libur akhir tahun dan Ramadan awal tahun depan). Perbankan syariah cenderung lebih agresif mengisi kebutuhan modal kerja jangka pendek UMKM dibandingkan bank konvensional.

"Beberapa bank syariah besar telah menempatkan pembiayaan UMKM sebagai salah satu fokus strategis, dengan target pertumbuhan di kisaran 15–20%. Selain itu, digitalisasi pembiayaan UMKM melalui kerja sama channeling dengan Fintech Syariah dan e-commerce juga akan semakin memperluas jangkauan pembiayaan syariah,"  ujarnya.

KNEKS sendiri turut mendorong pertumbuhan pembiayaan/pendanaan syariah UMKM melalui kolaborasi implementasi modul akses pembiayaan syariah kepada pendamping UMKM, business matching baik dilakukan melalui platform digital, maupun kolaborasi kegiatan (event) dengan K/L anggota KNEKS.

Dalam mendongkrak pembiayaan syariah, Emir juga menyarankan agar bank berfokus pada ekosistem ekonomi syariah terutama sektor industri halal.

Salah satu bank syariah yakni PT Bank BCA Syariah pada Agustus 2025 juga mencatat kenaikan hingga 20,8% pembiayaan dan mencapai Rp  12,1 trilun.

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, pertumbuhan didukung peningkatan pembiayaan di sektor komersial yaitu yang tumbuh 17,2% yoy mencapai Rp 9,3 triliun dan konsumer  yang tumbuh 48,7% yoy mencapai Rp  Rp1,8 triliun.

"Kami optimistis untuk meraih pertumbuhan pembiayaan secara keseluruan dikisaran 13%-15% di akhir tahun 2025," kata Pranata.

Untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya akan menjaga kualitas pembiayaan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran ke sektor yang tumbuh potensial. Selain itu BCA Syariah juga akan terus melakukan pendalaman ke nasabah untuk menjangkau pembiayaan ke rantai pasok.

"Untuk mendorong pembiayaan segmen konsumer kami akan fokus pada kemudahan dan kenyamanan akses secara digital," imbuhnya.

Setali tiga uang, pembiayaan Bank Mega Syariah hingga Agustus 2025 tercatat tumbuh positif sebesar 25,2% secara tahunan, dari Rp 7,36 triliun menjadi Rp 9,21 triliun.

Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, pertumbuhan ini didorong tren penurunan tingkat suku bunga acuan BI-rate, yang memberikan ruang ekspansi pembiayaan lebih luas bagi perbankan.

"Selain itu, peningkatan pembiayaan juga ditopang oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan dan produk perbankan syariah," ucap Hanie.

Adapun segmen yang menjadi motor utama pertumbuhan pembiayaan di Bank Mega Syariah adalah multifinance, yang naik hampir 39% yoy, konsumer yang tumbuh 43,7% terutama pada non-PTA, serta Syariah Card yang melonjak lebih dari 140%. Selain itu, segmen komersial, khususnya korporasi, juga tumbuh stabil sekitar 14%.

Baca Juga: Strategi Bank Mega Syariah Perbesar Pangsa Pasar di Indonesia

Pada tahun 2025, Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan kinerja positif di tengah kondisi industri perbankan syariah yang semakin ketat. 

Dalam mendongkrak kinerja pembiayaan syariah, Bank Mega Syariah fokus meningkatkan pembiayaan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian serta profil risiko yang sehat. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan strategi B2B2C (Business-to-Business-to-Consumer) melalui kolaborasi dengan institusi di sektor pendidikan, kesehatan, dan layanan publik. 

"Pendekatan ini memungkinkan kami menyasar ekosistem mitra korporasi internal, seperti pegawai, pelajar, dan tenaga kesehatan,"  kata Hanie.

Selanjutnya: Kemendag: Ekspor Baja RI Melesat 22% dalam Lima Tahun, Permintaan Global Masih Kuat

Menarik Dibaca: Bend Of The Rivers Ungkap Pengalaman Sakit Hati di Lagu Tragis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×