Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) menargetkan pertumbuhan bisnis hingga dua digit di tahun 2024. Di antaranya dengan meningkatkan pertumbuhan aset dan pembiayaan di kisaran 10% hingga 11% pada tahun depan.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan, untuk mewujudkan kinerja positif tersebut, BCA Syariah akan menaruh fokus pada peningkatan dana murah melalui peningkatan jumlah nasabah.
“Peningkatan dana murah menjadi fokus untuk mendorong pertumbuhan, melalui peningkatan jumlah nasabah,” kata Yuli kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).
Yuli menuturkan, karena itu BCA Syariah telah menerapkan beberapa strategi, seperti digitalisasi pada layanan, modernisasi infrastruktur IT, dan memperluas jangkauan layanan melalui pengembangan delivery channel. Dengan demikian, Yuli optimis BCA Syariah dapat menyalurkan pembiayaan dengan lebih kompetitif.
Pembiayaan BCA Syariah telah menembus Rp 7,8 triliun per September 2023, atau naik 6,1% secara tahunan (YoY). Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun anak usaha BCA ini pun naik 21,6% YoY menjadi Rp 10 triliun, dengan besaran dana murah atau current account saving account (CASA) di angka 36,5% dari total DPK.
Baca Juga: Pembiayaan Perbankan Tetap Berkilau di Tengah Kenaikan Harga Emas
Yuli mengungkap, komposisi pembiayaan BCA Syariah pada segmen komersial masih akan mendominasi di tahun 2024. Kendati demikian, pembiayaan konsumer juga memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan mampu mendorong pertumbuhan pembiayaan, demikian juga dengan penyaluran pembiayaan pada segmen usaha kecil menengah (SME).
“Penyaluran pada segmen SME merupakan dukungan BCA Syariah terhadap prioritas pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutur Yuli.
Untuk diketahui, sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BCA Syariah telah mencetak kinerja positif. Hal ini pun terlihat dari meroketnya laba hingga 56,8% YoY menjadi Rp 118,8 miliar.
Lonjakan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan setelah bagi hasil sebesar 15,5% YoY menjadi Rp 502,9 miliar. Di sisi lain, pendapatan berbasis fee dan komisi bank ini juga meningkat dari Rp 22,6 miliar menjadi Rp 28,6 miliar.
Performa bottom line BCA Syariah juga didukung penurunan biaya provisi. Beban kerugian penurunan nilai aset turun signifikan dari Rp 198,6 miliar menjadi Rp 50,9 miliar.
Sementara itu, total aset BCA Syariah mencapai Rp 13,3 triliun per september ini, tumbuh 17,9% YoY. Kualitas asetnya pun masih terjaga baik meski rasio non performing finance (NPF) sedikit naik menjadi 1,91% dari yang sebelumnya 1,44% tahun lalu. Adapun net operation margin bank ini meningkat dari 1,2% menjadi 1,83%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News