kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan multiguna sentuh Rp 27,209 triliun, APPI: Masih belum membaik


Senin, 20 Juli 2020 / 18:20 WIB
Pembiayaan multiguna sentuh Rp 27,209 triliun, APPI: Masih belum membaik
ILUSTRASI. Ketua APPI Suwandi Wiratno. OJK mencatat pembiayaan multiguna di sektor multifinance per Mei 2020 mencapai Rp 27,209 miliar. KONTAN/Baihaki/9/10/2014


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan multiguna di sektor multifinance per Mei 2020 mencapai Rp 27,209 triliun. Angka ini naik dibanding periode yang sama tahun lalu, Rp 25,932 triliun.

Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebutkan, kinerja multiguna belum dinilai baik sebab pembiayaan kendaraan baru masih dalam tekanan. Memang, jika dibandingkan dengan tahun lalu angka ini cukup fantastis, hanya saja Suwandi bilang tahun lalu belum ada pembiayaan dana tunai, karena pembiayaan dana tunai baru direalisasikan pada saat kebijakan POJK-35 di keluarkan.

Baca Juga: Makin membaik, MTF salurkan pembiayaan Rp 527 miliar selama bulan Juni

“Pembiayaan multiguna itu campuran, pastinya lebih banyak kepada pembiayaan dana, pembiayaan mobil dan motor baru. Nah, kondisi saat ini pembiayaan kendaraan baru masih tertekan, karena pada bulan April dan Mei 80% perusahaan leasing tidak melakukan pembiayaan kepada mobil baru. Kalau pun di jalankan, mungkin perusahaan leasing memberikan pembiayaan kepada nasabah yang pembayarannya berjalan baik,” ujar Suwandi kepada Kontan.co.id Senin, (20/7).

Lanjut Suwandi, kinerja multiguna dinilai stabil jika pembiayaan kendaraan baru kembali lancar. Oleh sebabnya, ke depan ia belum dapat memprediksi kinerja multiguna. Ia bilang, Asosiasi perlu melihat kebijakan new normal pada 2 sampai 3 bulan ke depan.

“Terkait proyeksi ke depan, tentu akan sulit di prediksi, karena dengan kasus covid ini seluruh daya beli menurun, sehingga saya tekankan kinerja multiguna tergantung dari daya beli masyarakat terhadap kendaraan, juga kita perlu melihat efek new normal sampai 2 hingga 3 bulan ke depan,” tambahnya.

PT Mandiri Tunas Finance selaku perusahaan pembiayaan mencatat sampai saat ini pihaknya belum berencana untuk kembali agresif menggenjot multiguna. Pasalnya, anak usaha Bank Mandiri ini menilai perekonomian yang masih beresiko turut menjadi pertimbangan untuk memaksimalkan kinerja multiguna.

Baca Juga: Penjualan mobil mulai ramai di Juni, pembiayaan multifinance ikut menggelinding

Direktur Sales dan Distribusi MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, mengacu data internal, tercatat pada Januari hingga Juni 2020 kinerja multiguna hanya Rp 682 miliar. Sementara di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 770 miliar. Oleh karenanya, pihaknya memproyeksi sampai akhir tahun pembiayaan multiguna hanya tembus Rp 1 triliun.

“Karena perekonomian yang belum stabil, sampai saat ini kami belum memiliki rencana untuk kembali agresif memaksimalkan multiguna. Sehingga, 80% kinerja multiguna masih kami fokuskan kepada customer MTF dan perlahan akan membidik nasabah pilihan Bank Mandiri,” kata Harjanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×