Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat performa mumpuni bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan produktif. Hingga November 2018, bank syariah telah menyalurkan pembiayaan produktif senilai Rp 119,99 triliun, atau setara 60,07% dari total pembiayaan.
Capaian lebih besar misalnya datang dari PT Bank BCA Syariah. Direktur Utama BCA John Kosasih bilang, pertumbuhan pembiayaan produktif mendominasi portofolio perseroan. "Porsi pembiayaan produktif kami lebih dari 95%, dari total pembiayaan sepanjang 2018 sebesar Rp 4,9 triliun, yang tumbuh 17% secara year on year (yoy)," kata John kepada kontan.co.id, Kamis (24/1).
Sementara dari sektor industri, John bilang sektor perdagangan, perkebunan masih mendominasi portofolio produktif BCA Syariah. Selain itu, perseroan juga mulai banyak menyalurkan pembiayaan ke sektor infrastruktur.
"Tahun ini kami targetkan pertumbuhan pembiayaan produktif kisaran 12%-15%. Dimana secara umum kami akan melakukan ekspansi secara berkualitas," lanjut John.
Ekspansi akan dilakukan BCA Syariah dengan menargetkan membuka 10 kantor jaringan baru. Jawa dan Sumatra dibidik jadi sasarannya.
Hal serupa juga dialami PT Bank BNI Syariah yang mengalami pertumbuhan pembiayaan produktif sepanjang 2018 mencapai 31,8% (yoy).
"Pertumbuhan pembiayaan tertinggi dikontribusi dari segmen komersial yang membiayai infrastruktur, listrik dan energi dan kemudian diikuti dengan segmen kecil menengah yang dikontribusi dengan pertumbuhan di industri jasa dunia usaha dan sosial masyarakat," kata Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati.
Sayangnya Dhias tak merinci bagaimana capaian penyaluran pembiayaan perseroan sepanjang 2018. Meski demikian hingga triwulan III/2018, BNI Syariah tercatat telah menyalurkan pembiayaan senilai total Rp 26,89 triliun.
Dari total nilai tersebut porsi pembiayaan produktif masih mendominasi sebesar 50,55% atau setara Rp 13,59 triliun. Sedangkan untuk 2019, Dhias bilang BNI Syariah mematok target pertumbuhan produktif hingga 20%.
"Untuk mencapainya kami akan fokus terhadap pembiayaan supply chain financing dari internal nasabah maupun nasabah induk. Ditambah memperbesar market untuk trade finance," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News