Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan kesiapannya untuk mengikuti arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga kuartal III 2014 lalu, nilai pembiayaan yang dikucurkan BRI bagi usaha yang ramah lingkungan sudah mencapai Rp 112,50 triliun.
Menurut Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, sejak awal pihaknya menyadari pentingnya menyalurkan pembiayaan atau kredit bagi usaha yang tak semata berorientasi profit, namun juga menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. “Makanya salah satu persyaratan yang diminta BRI pada para calon debiturnya adalah adanya uji AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Sehingga kredit yang dibiayai BRI diharapkan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat,” kata Budi saat dihubungi KONTAN, Rabu (10/12).
Sejauh ini, melalui 8 Pusat Pendidikan BRI yang tersebar di seluruh Indonesia, BRI terus memberikan materi pelatihan penyaluran kredit yang berdampak pada lingkungan hidup. “Kami menyadari pentingnya terus memberikan sosialisasi masalah ini kepada para debitur,” ujar Budi.
Budi menambahkan, karena belum ada definisi lengkap perihal pembiayaan ramah lingkungan, BRI beranggapan pembiayaan ini meliputi sektor pertanian, sektor industri, dan sektor pertambangan. Hingga akhir kuartal III 2014, jumlah kredit ramah lingkungan BRI meliputi 3 sektor tersebut telah mencapai Rp 112,50 triliun.
“Jumlah tersebut sekitar 25% dari total kredit BRI di kuartal III 2014. Selain itu, jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 14,10% secara year on year (yoy). Akhir tahun ini kami targetkan tumbuh 13% - 15% secara yoy,” pungkas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News