kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pembiayaan sektor konsumsi perbankan syariah naik 58%


Rabu, 03 November 2010 / 09:29 WIB
Pembiayaan sektor konsumsi perbankan syariah naik 58%
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Tidak cuma di konvensional, pembiayaan konsumsi juga merajalela di perbankan syariah. Menurut data Bank Indonesia (BI) per September 2010, pembiayaan ke segmen ini mencapai Rp 19,16 triliun. Angka ini melesat 58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pembiayaan nonproduktif ini berkontribusi 31,4% terhadap total pembiayaan industri perbankan syariah yang sebesar Rp 60,97 triliun.

Direktur Utama Bank Syariah Bukopin (BSB) Riyanto mengakui, lonjakan kredit nonproduktif ini juga perbankan umum. BSB sendiri selama sembilan bulan pertama 2010 mencatatkan pembiayaan sekitar Rp 1,56 triliun. Sektor konsumsi menyumbangkan Rp 297 miliar atau naik 40%. Pembiayaan konsumsi BSB meningkat pesat seiring gencarnya promosi pembiayaan kendaraan bermotor dan perumahan unit usaha Bank Bukopin ini.

Bank BNI Syariah membukukan pembiayaan konsumsi senilai Rp 1,3 triliun hingga Rp 1,4 triliun atau tumbuh 25%. "Yang paling banyak di sektor pembiayaan kendaraan bermotor," ujar Rizqullah, Direktur Utama BNI Syariah, Selasa (2/11)

Di kuartal III-2010, total pembiayaan anak usaha Bank BNI ini mencapai Rp 3,2 triliun. Kontribusi ritel dan konsumen sebesar 81% atau sekitar Rp 2,59 triliun. "Fokus kami ke depan masih ke sektor ini, karena lebih menyebar dan merata," cetusnya.

Direktur Utama Bank Mega Syariah Benny Witjaksono menambahkan, saat ini pengucuran pembiayaan memang mengarah ke konsumen. Sang pemicu adalah, gencarnya iklan dari BI dan industri tentang produk-produk perbankan syariah. "Dampaknya benar-benar dahsyat," jelas Benny. Masyarakat kini semakin mengerti produk yang ditawarkan. Selain itu, permintaan pasar juga besar.

Benny mengaku Bank Mega tidak bermain di sektor konsumsi. "Kami bermain di sektor modal kerja dan investasi," ujarnya. Menurut dia, kedua sektor ini juga besar dari sisi jumlah penyaluran pembiayaan. "Tetapi karena jumlahnya sudah besar, persentase kenaikannya tidak tinggi," jelasnya. Sedangkan sektor konsumsi baru bertumbuh, maka itu kenaikannya terlihat drastis.

Di Mega Syariah, per kuartal III 2010 penyaluran pembiayaan di sektor modal kerja dan investasi mencapai Rp 2,5 triliun. Angka ini meningkat sekitar 25% dibandingkan pencapaian di September tahun lalu, sebesar Rp 2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×