Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rencana penambahan modal PT Bank Mandiri terhadap anak usahanya yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) bakal teralisasi tahun ini. Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi mengatakan, sesuai Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010 BSM akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 300 miliar dari Bank Mandiri diakhir 2010.
"Insya Allah rencana tersebut cukup matang untuk akhir 2010 ini. Tapi saya tidak bisa memastikan besaran angkanya, itu dari pihak Bank Mandiri. Karena itu belum fixed. Bagi kita Rp 200 miliar di akhir 2010 plus Rp 100 miliar di awal 2011 tidak ada masalah," ujar Yuslam di sela acara Mandiri Economic Forum, Selasa (2/11).
BSM tidak mempermasalahkan penambahan modal secara bertahap itu. "Meski RKAP 2010 tambahannya sekaligus Rp 300 miliar itu dilakukan akhir tahun ini, namun sepertinya Bank Mandiri punya kebijakan sendiri. Bagi kami itu tidak masalah, kami juga belum kelelep," jelas Yuslam.
Yuslam menandaskan, penambahan dana itu akan dimanfaatkan untuk menjaga CAR BSM supaya di atas 12%. "Itu supaya bank kami kuat dalam permodalan. Kalau sekarang CAR kami di bawah 12%. Bila ditambah Rp 200 miliar saja sudah akan di atas 12%," tandasnya.
Menurut Yuslam, jika tahun depan BSM melakukan ekspansi lagi, maka CAR akan ikut turun dibawah 12%. "Nah nanti tambah dana lagi. Yang jelas, pointnya bahwa bank Mandiri masih memiliki komitmen untuk mendukung permodalan BSM," paparnya.
BSM sendiri, tahun depan menargetkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 25% hingga 30%. Hal ini berkaca dari kinerja kuartal ketiga 2010 yang ternyata mampu melebihi target.
Tahun depan fokus bisnis BSM akan sama dengan sebelumnya. "Kalau pembiayaan korporasi ya kami mencari yang relatif aman seperti penyaluran pembiayaan ke BUMN-BUMN, ataupun penyaluran ke bisnis transaportasi laut yang bagu," jelasnya. Sementara untuk pembiayaan UMKM, BSM masih serius menggarap sektor perdagangan karena sektor inilah yang selama ini menyerap pembiayaan cukup dominan.
Yuslam mengungkapkan, perusahaan memang selalu mengupayakan pertumbuhan UMKM lebih tinggi daripada korporasi. "Yang dominan UMKM, ke depan juga demikian. Komposisi pembiayaan saat ini 65% UMKM, 35% Korporasi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News