Reporter: Nina Dwiantika, Bernadette C Munthe |
JAKARTA. Pembiayaan sektor non korporasi yaitu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) milik Bank Syariah Mandiri (BSM) masih dominan. Tahun lalu, total penyaluran pembiayaan yang mengalir ke segmen UMKM mencapai 66,36%. Sedangkan 33,64% diberikan ke sektor korporasi. Tahun lalu, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini berhasil menyalurkan pembiayaan Rp 23,97 triliun atau naik 49,21% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16,06 triliun.
Kenaikan signifikan tersebut berhasil mendongkrak kinerja BSM karena berhasil mencetak laba bersih sampai akhir Desember 2010 sebesar Rp 418,52 miliar atau naik 43,85% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 290,94 miliar.
Laba bersih tersebut juga ditopang dari pendapatan operasional terutama penyaluran dana. Pendapatan dari penyaluran dana mencapai Rp 3,45 triliun, naik 38,55% dibandingkan 2009 yang sebesar Rp 2,49 triliun.
"Sepanjang 2010 BSM menyerap dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 29 triliun atau naik 49,96% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,34 triliun," kata Yuslam Fauzi, Direktur Utama BSM, dalam acara konferensi pers kinerja BSM, Selasa (19/4).
Modal BSM naik 26,25% atau menjadi Rp 2,02 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun. Peningkatan ini disumbang oleh peningkatan modal disetor dan laba perusahaan.
"Maret lalu, BMRI telah menyuntikkan modal sebesar Rp 200 miliar ke BSM," tambahnya. Suntikan modal tersebut menjadi modal disetor BSM naik menjadi Rp 858,24 miliar dari Rp 658,24 miliar. Sehingga rasio kecukupan modal (CAR) hingga Maret mencapai 12%.
Adapun, BSM juga memperkuat pencadangan dengan mengalokasikan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang ditentukan Bank Indonesia (BI) sebesar 127,64%, PPAP termasuk pembiayaan, dari tahun sebelumnya 108,16%.
"Hingga akhir Desember aset BSM mencapai Rp 32,48 triliun atau naik 47,40% dari tahun sebelumnya Rp 22,04 triliun," ujar Yuslam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News