Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis fee dan komisi alias fee based income perbankan diperkirakan akan tertekan tahun ini seirama dengan tekanan pada penyaluran kredit akibat pandemi virus corona (Covid-19). Pasalnya, banyak sumber fee based income bank berkaitan dengan kredit.
Tekanan fee based income sudah mulai dirasakan perbankan di kuartal I 2020 kendati pandemi Covid-19 baru dimulai pada Februari 2019. Tapi, pendapatan nonbunga bisa melambat sampai ujung tahun karena dampak dari pandemi itu mulai terasa signifikan sejak April.
Bank BRI salah satu yang masih mencatat pertumbuhan di kuartal pertama. Fee based income bank pelat merah ini meningkat 32,6% secara year on year (yoy) di triwulan pertama menjadi Rp 4,1 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu hanya tumbuh 16,6%.
Baca Juga: Kuartal I-2020 Pegadaian Masih Mencetak Pertumbuhan Laba Bersih
Pertumbuhan fee based income ditambah dengan kenaikan recovery income sebesar 19,8% bikin total pendapatan non bunga BRI tumbuh signifikan di tiga bulan pertama itu yakni sebesar 50,8%.
Namun, Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI memperkirakan fee based income BRI sampai akhir 2020 hanya akan tumbuh satu digit. "Dampak pandemik covid-19 yang akan mulai terasa di triwulan kedua. Itu makanya kuartal I masih tumbuh signifikan," kata Haru kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).
Baca Juga: Laba Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun tipis pada kuartal I 2020
Ia menjelaskan, fee based income yang berasal dari transaksi trade finance dan transaksi yang terkait dengan bisnis internasional akan menurun di tengah perlambatan ekonomi dunia yang diakibatkan Covid-19. Begitupun dengan fee yang berasal dari administrasi kredit akan turun sejalan melambatnya pertumbuhan pinjaman.