Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Hanya saja, fee BRI yang terkait dengan transaksi e-channel akan meningkat seiring dengan pembatasan kegiatan di luar rumah. Transaksi perbankan akan lebih banyak melalui e-channel, baik lewat ATM, internet banking maupun mobile banking.
Pada triwulan pertama itu, pertumbuhan fee based income BRI memang didorong oleh transaksi e-channel dengan pertumbuhan hingga 92,9% dari Rp 870 miliar menjadi Rp 1,67 triliun. Alhasil, e-channel ini jadi kontributor terbesar fee based income BRIĀ dengan porsi 41%. Padahal kuartal I tahun lalu porsinya baru 28%. Lalu diikuti administrasi kredit yang tumbuh 23,4%, dan administrasi deposit tumbuh 4,1%,
Pada periode yang sama tahun lalu, kontributor utama pertumbuhan fee based income BRI masih dari trade finance dan bisnis internasional dengan pertumbuhan 63,1%. Sedangkan pada triwulan pertama tahun ini, bisnis tersebut hanya tumbuh 10,9%.
Baca Juga: Transaksi mesin EDC turun akibat pandemi, apa kata bankir?
Senada, pertumbuhan fee based income Bank Mandiri juga masih terjaga di triwulan I tahun ini. Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, fee based income sudah mulai menunjukkan penurunan akibat Covid-19 dan penerapan PSBB pada bulan April.
"Covid-19 telah membuat penurunan fee based terkait transaksi seperti fee ATM, EDC, transaksi cabang dan perlambatan administrasi fee dari kredit," jelasnya. Hery memperkirakan fee based income tahun ini akan melambat dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Kredit lesu, begini strategi Bank Mandiri genjot fee based income
Adapun CIMB Niaga mencatatkan penurunan fee based income sebesar 18,7% di kuartal I. Namun, total pendapatan non bunga bank ini masih tumbuh 11,5% karena ada kenaikan dari pendapatan recovery serta transaksi forex dan derivatif.
Sebelumnya Lee Kai Kwong, Direktur Finance & SPAPM CIMB Niaga menyebut perlambatan fee based income itu terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan fee dari kredit sindikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News