kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penempatan Dana Bank pada Obligasi Korporasi Masih Naik


Senin, 23 Mei 2022 / 16:53 WIB
Penempatan Dana Bank pada Obligasi Korporasi Masih Naik
ILUSTRASI. kantor cabang BCA


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana pada obligasi korporasi merupakan salah satu alternatif bagi perbankan tingkat imbal hasil aset, terutama di saat permintaan kredit masih lesu.

Saat ini penyaluran kredit perbankan sudah semakin membaik dari tekanan akibat pandemi Covid-19, termasuk kredit korporasi.

Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan di segmen korporasi tumbuh 5,8% yoy menjadi Rp 2.957,6 triliun pada kuartal pertama 2022. Bahkan BI memperkirakan kebutuhan kredit korporasi pada April meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Kendati penyaluran kredit semakin membaik, penempatan dana beberapa bank pada obligasi korporasi masih mengalami pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan likuiditas bank yang masih sangat longgar.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, mencatat penempatan dana pada obligasi korporasi sebesar Rp 29,1 triliun per Maret 2022. Itu meningkat 25,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya atawa year on year (YoY).

Sedangkan total kredit BCA tercatat tumbuh  8,6% YoY menjadi Rp 637,1 triliun pada kuartal I-2022.

Baca Juga: Tren Kenaikan Suku Bunga, Penerbitan Obligasi Multifinance Jalan Terus

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA mengatakan, pihaknya mencermati bahwa penempatan dana pada instrumen obligasi korporasi merupakan bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan serta mendukung perekonomian nasional. Hal ini juga untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat.

“Ke depan, penempatan pada obligasi korporasi diperkirakan masih akan tumbuh didukung oleh likuiditas bank dan pemulihan perekonomian nasional,” kata Vera pada Kontan.co.id, Senin (23/5).

Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat hal sebaliknya. Outstanding penempatan dana bank pelat merah ini pada obligasi korporasi per April 2022 sudah turun 4,2% secara YoY.

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, penempatan dana pada obligasi korporasi dilakukan sebagai salah satu alternatif dalam melakukan optimalisasi tingkat imbal hasil aset BRI. Investasi pada obligasi korporasi dilakukan seiring dengan kondisi likuiditas bank.

“Secara umum, sesuai dengan kondisi perekonomian yang mulai pulih kembali ke masa sebelum pandemi, posisi obligasi korporasi cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan akhir tahun lalu,” kata Aestika.

 

BRI memperkirakan  penempatan dana di obligasi korporasi diproyeksikan akan turun di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan ekspektasi aktivitas ekonomi yang terus tumbuh dan pulih dari masa pandemi.

Dalam penyaluran kredit, BRI fokus pada segmen UMKM. Porsi kredit UMKM perseroan sudah di atas 80%.

Pada tahun 2025, BRI memiliki visi untuk meningkatkan komposisi kredit UMKM mencapai hingga 85%. Sementara porsi kredit korporasi akan dijaga hingga berada di kisaran 15% dari total kredit yang disalurkan perusahaan.

Kendati bukan fokus bisnisnya, BRI telah menyiapkan tiga langkah strategis untuk mengembangkan bisnis korporasi. Di antaranya dengan pertumbuhan secara selektif dan meningkatkan kualitas aset.

 

Ada pun BCA berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi mencapai 9,2% mencapai Rp 286,97 triliun pada Maret 2022. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut kredit korporasi menjadi penopang pertumbuhan kredit perusahaan.

Pertumbuhan kredit sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan kredit juga terjadi di semua segmen termasuk kredit bisnis dan konsumsi," terangnya.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus mengoptimalkan penyaluran kredit ke segmen wholesale, yang menjadi keunggulan bisnis perseroan. Tercermin dari penyaluran kredit Bank Mandiri mencapai Rp 1.072,9 triliun di kuartal I 2022, tumbuh 8,93% yoy.

Baca Juga: Sejumlah Bank Matangkan Strategi untuk Penuhi Kewajiban Modal Inti Rp 3 Triliun

“Segmen wholesale yang menjadi core competence Bank Mandiri juga mampu mencatat pertumbuhan sebesar 7% yoy, atau mencapai Rp 549,8 triliun di akhir Maret 2022,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha belum lama ini.

Bila dirinci, penyaluran kredit wholesale Bank Mandiri ditopang oleh beberapa sektor unggulan seperti proyek pemerintah yang tumbuh sebesar 19% yoy per Maret 2022. Kemudian sektor makanan dan minuman serta energi dan air yang tumbuh masing-masing sebesar 18% dan 14% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×