Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otorita Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan modal ventura hingga Juni 2024 turun menjadi Rp 16,2 triliun dari Rp 18,22 triliun pada Juni 2023.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, penyebab penurunan ini karena terdampak makro ekonomi, geopolitik dan suku bunga yang tinggi, serta adanya fenomena tech winter.
Kendati begitu, Eddi memperkirakan di Semester II-2024 ini, pembiayaan modal ventura akan kembali stabil dan tumbuh, mengingat sejumlah perusahaan di sektor ini sudah mulai kembali aktif dalam berinvestasi.
Baca Juga: Pembiayaan Modal Ventura Turun Menjadi Rp 16,2 Triliun Per Juni 2024
Ditambah, dengan adanya populasi startup artificial intelligence (AI) di Indonesia, sehingga membuat perusahaan modal ventura tertarik untuk berinvestasi di sektor tersebut.
Selain itu, dia memiliki keyakinan yang kuat bahwa dalam masa-masa sulit seperti saat ini, karena masih tingginya suku bunga dan peralihan presiden baru, justru sering kali menghasilkan peluang investasi terbaik.
Hal itu berkat tren demografi jangka panjang yang sedang berlangsung di Indonesia dan fundamental ekonomi yang kuat.
Eddi bilang, kondisi tersebut menghadirkan peluang investasi yang menarik, terutama ketika sentimen investor teknologi sedang berada pada titik rendah dan ekosistem digital sudah lebih matang dari sebelumnya.
Dengan begitu, Eddi menargetkan penyaluran modal ventura hingga Rp 20 triliun pada 2024. Target tersebut diharapkan dapat diwujudkan, berkaca dari pertumbuhan positif penyaluran modal ventura per November 2023 lalu.
Baca Juga: Pengamat: Tata Kelola yang Buruk Jadi Biang Kerok Permasalahan Investree
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga November 2023 outstanding penyaluran modal ventura mencapai Rp 17,39 triliun. Jika dirinci, Rp 16,78 triliun disalurkan ke bisnis konvensional, sementara Rp 610 miliar untuk penyaluran syariah.
“Kalau berkaca di 2023 relatif positif ya memang turun sedikit secara year on year (yoy) tetapi masih di kisaran lebih dari Rp 17 triliun, kita berharap tahun ini bisa lebih dari itu, mendekati Rp 20 triliun atau bahkan lebih,” ujar Eddi saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/8).
Lebih lanjut, Eddi menuturkan, penyaluran modal ventura yang sedikit terkontraksi pada 2023 lalu, disebabkan oleh banyaknya pelaku usaha termasuk pemodal yang wait and see. Menurut dia, suku bunga yang tinggi menjadi indikator utama.
“Jadi saya rasa di tahun ini ada pemulihan, karena 2023 kan banyak yang wait and see akibat pelaku usaha termasuk pemodal ventura itu, entah kenapa, mungkin karena suku bunga masih tinggi dan seterusnya. Tapi ke depan akan terus membaik," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News