Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech peer to peer (P2P) lending belakangan ini terbilang terus meningkat. Mengenai hal itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperkirakan angka TWP90 fintech lending berpotensi terus meningkat.
Nailul mengatakan salah satu faktornya, yakni masih belum terselesaikannya masalah kredit macet dan adanya pinjaman yang meningkat pada akhir tahun lalu.
"Kalau dilihat banyak sekali kasus kredit macet, termasuk salah satu fintech P2P lending TWP90-nya sudah mencapai sekitar 13% dan belum ada penyelesaian hingga sekarang. Otomatis sebenarnya TWP90 fintech lending tersebut akan naik terus. Ditambah pendanaan dari investor belum turun sehingga belum ada penyelesaian," kata dia, Selasa (5/3).
Baca Juga: Ini Kata OJK Soal Masalah Gagal Bayar dan Dugaan Fraud di Investree
Selain itu, Nailul mengkhawatirkan angka TWP90 fintech lending pada Februari 2024 dan Maret 2024. Sebab, peminjaman pada November 2023 hingga Desember 2023 itu meningkat untuk kebutuhan leisure.
"Akhir tahun lalu banyak yang mau bepergian atau kebutuhan konsumtif, terus mereka cenderung menggunakan pinjaman online atau paylater. Dengan demikian, pasti akan meningkatkan risiko gagal bayar," katanya.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan TWP90 fintech lending pada Januari 2024 sebesar 2,95%. Apabila dilihat dari tren sebelumnya, angka TWP90 pada Januari 2024 mengalami sedikit kenaikan 0,02%, jika dibandingkan posisi Desember 2023 yang sebesar 2,93%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News