Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perbankan terutama bank dalam kategori KBMI 4 telah menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada awal Maret 2024. Salah satu agenda yang dinantikan oleh para investor ialah penggunaan laba bersih untuk dividen.
Ya, dalam RUPST tersebut, biasanya pemegang saham akan memutuskan rasio dividen yang ditetapkan sebagai salah satu penggunaan laba bersih. Kinerja laba yang ciamik sepanjang 2023 tentu memunculkan harapan rasio dividen yang diberikan pun semakin besar.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan mengawali ramainya agenda RUPST di awal Maret mendatang. BRI menjadwalkan agenda RUPS pada 1 Maret 2024 dengan beberapa agenda yang di antaranya penentuan dividen dan perubahan susunan pengurus.
Baca Juga: Usai Pilpres, Cermati Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan di Pekan RDG BI
Terkait dividen, Direktur Utama BRI Sunarso beberapa kali sudah memberikan kisi-kisi rasio dividen yang ada di kisaran 80% dari laba bersih. Di mana, bank yang fokus pada wong cilik ini mencatatkan laba bersih 2023 senilai Rp 60,4 triliun.
“Saya inginnya minimal 70% sampai 80% dari laba bersih akan dibagi menjadi dividen," ucap Sunarso, Senin (12/2).
Selanjutnya, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sudah menjadwalkan RUPST pada 4 Maret 2024. Adapun, rincian agenda yang bakal dilakukan dalam RUPST tersebut juga serupa dengan di antaranya penentuan dividen dan perubahan susunan pengurus.
Tak mau kalah, Direktur Utama BNI Royke Tumilar pun juga bakal mengusulkan rasio dividen yang lebih besar dari rasio dividen tahun lalu dalam RUPST mendatang. Di mana, rasio dividen BNI atas kinerja laba bersih 2022 sebesar 40%.
Baca Juga: Dorong KPR Green Financing, BRI Bidik Kontribusi di Green Development Rp 2,5 Triliun
“Mungkin rasio dividennya akan 50% dengan melihat kecukupan modal saat ini,” ujar Royke kepada KONTAN (18/2).
Di sisi lain, Royke berharap dengan rasio dividen yang lebih tinggi menjadikan saham BNI tak kalah menarik dengan bank pelat merah lainnya yang lebih sering all time high (ATH). Walapun, saat ini posisi saham BBNI juga berada dalam ATH dengan harga terakhir di Rp 6.000 per saham.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan melaksanakan RUPST pada 7 Maret 2024. Meski penentuan dividen baru akan diputuskan pada RUPST tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi pun telah sempat bilang bahwa tak ada kenaikan rasio dividen dari tahun sebelumnya, artinya di sekitar 60%.
Adapun, agenda lainnya yang patut dicermati ialah perubahan susunan pengurus. Mengingat, Bank Mandiri baru saja ditinggal direktur seniornya Ahmad Siddik Badrudin yang berlabuh ke PT Pertamina dengan posisi sama yaitu Direktur Manajemen Risiko.