Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi bank KBMI 4 terakhir yang bakal menjadwalkan RUPST yaitu pada 14 Maret 2024. Sedikit berbeda dengan tiga bank sebelumnya, BCA tak mengagendakan perubahan susunan pengurus.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang bahwa pihaknya telah memastikan bahwa rasio dividen yang bakal dibagi kepada investor akan lebih besar dari tahun sebelumnya. Di mana, rasio diven pada tahun lalu sekitar 62%.
“Lebih besar dari tahun lalu, itu saja informasinya yang bisa diinfokan,” ujar Jahja (18/2).
Rekomendasi Analis
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus berpandangan perubahan susunan manajemen dari beberapa emiten perbankan ini akan menjadi sentimen positif. Di mana, perubahan tersebut dipercaya bisa membantu keberlanjutan bisnis perusahaan.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Woori Bersaudara Turun 18,9% Jadi Rp 697,86 Miliar di 2023
“Manajemen yang baru ini tentu diharapkan memiliki visi yang jauh lebih baik dan apa saja yang akan dilakukan,” ujarnya.
Dari sisi dividen, Nico pun melihat semua saham bank KBMI 4 ini layak ditunggu dengan investor telah memiliki ekspetasi atas rasio dividennya. Menurutnya, BRI menjadi yang paling menarik dengan potensi rasio dividen yang lebih besar.
Hanya saja, ia mengingatkan jika investor hendak masuk ke saham empat bank tersebut untuk jangka pendek, saat ini bukan waktu yang tepat. Mengingat, harga sahamnya sudah terlalu tinggi dan sangat berpotensi terkoreksi.
“Kalau untuk koleksi jangka panjang, empat saham tersebut masih tergolong memiliki valuasi yang murah,” ujar Nico.
Sementara itu, Head of Research RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengungkapkan bahwa penentuan rasio dividen tak akan banyak berpengaruh pada pergerakan saham bank big caps tersebut. Alasannya, besaran dividen yang dibagi akan sesuai dengan ekspektasi.
Meskipun demikian, Andrey tak menutup kemungkinan adanya potensi saham-saham perbankan ini masih naik. Namun, kemungkinan kenaikan harga sahamnya cukup terbatas.
“harganya sudah naik lumayan tinggi setelah pemilu minggu lalu,” ujarnya (18/2).
Baca Juga: Menilik Potensi Pembagian Dividen dari Emiten Sektor Non-Bank
Ia pun saat ini merekomendasikan beli untuk BBNI dan BBRI. Di mana, target harga untuk BBNI di level Rp 6.400 per saham, sementara untuk target harga BBRI di level Rp 6.450 per saham.