kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan kendaraan tak mampu dongkrak premi industri asuransi kendaraan bermotor


Senin, 30 Agustus 2021 / 16:35 WIB
Penjualan kendaraan tak mampu dongkrak premi industri asuransi kendaraan bermotor
ILUSTRASI. Ilustrasi Asuransi di jakarta. KONTAN/Muradi


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja premi asuransi kendaraan bermotor secara industri masih mengalami koreksi hingga semester I-2021. Tampaknya, penjualan kendaraan bermotor di periode tersebut yang tumbuh belum mampu mendongkrak kinerja premi lini bisnis ini.

Berdasarkan paparan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pekan lalu, premi asuransi kendaraan bermotor masih mengalami koreksi 5,2% yoy menjadi Rp 7,40 triliun di semester pertama. Padahal, lini bisnis ini merupakan salah satu kontributor terbesar secara industri yang menyumbang porsi hingga 19%.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Dalimunthe mengakui, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor tak bernasib sama dengan kenaikan produksi kendaraan bermotor dan penjualan kendaraan bermotor di periode yang sama. 

Menurutnya, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. Salah satunya ialah stimulus pajak yang banyak dinikmati oleh konsumen yang membeli mobil mewah tanpa melalui pinjaman dari kreditur. 

“Sehingga tidak wajib menggunakan asuransi kendaraan bermotor sebagaimana persyaratan jika meminjam uang dari kreditur,” ujar Dody kepada Kontan.co.id, Senin (30/8).

Baca Juga: Premi industri asuransi umum masih catatkan hasil positif di semester I-2021

Selain itu, ia juga menilai daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih. Menurutnya, produk konsumtif seperti kendaraan tentunya sangat tergantung kepada daya beli yang kebanyakan masyarakat membeli lewat lembaga pembiayaan sehingga berdampak kebutuhan asuransi kendaraan yang juga mengikuti.

“Kami melihat untuk triwulan berikutnya daya beli masyarakat untuk konsumsi kendaraan bermotor belum sepenuhnya pulih, karena masyarakat masih konsentrasi mengkonsumsi kebutuhan hidup,” imbuhnya.

Asal tahu saja, data Gaikindo menyebutkan, produksi kendaraan roda dua dan empat di semester satu kompak tumbuh sebesar 32,8% dan 39,2%. Sementara penjualan kendaraan roda dua dan empat juga mengikuti pertumbuhan sebesar 30% dan 33,5%.

Meskipun secara industri masih terkontraksi, beberapa perusahaan mengaku masih bisa meningkatkan premi asuransi kendaraan bermotor di portofolionya. Misalnya saja, Asuransi Wahana Tata (Aswata) yang mencatatkan premi di lini bisnis tersebut sebesar Rp 284 miliar per Juli 2021 atau tumbuh 25% yoy.

“Setelah kasus Covid-19 mulai turun, diharapkan ekonomi dapat pulih dan asuransi kendaraan bermotor semoga masih bisa tumbuh. Targetnya sampai akhir tahun Rp 550 miliar,” ujar Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan kepada Kontan.co.id, Senin (30/8).

Tak kalah, Simas Insurtech juga masih mencatatkan pertumbuhan hingga 40% untuk premi asuransi kendaraan bermotor menjadi Rp 14 miliar. Adapun, perusahaan menargetkan di tahun ini untuk lini bisnis tersebut preminya bisa mencapai Rp 25 miliar.

“Kami memperbanyak kerjasama dengan insurance agregator,” ungkap Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana.

Asal tahu saja, kontribusi premi asuransi kendaraan bermotor untuk keseluruhan premi di Simas Insurtech berada di kisaran 9%. Teguh menyebut adanya pertumbuhan porsi kontribusi tersebut meski tidak menyebut secara pasti berapa pertumbuhannya.

Selanjutnya: Asuransi properti mendominasi kinerja premi industri asuransi umum di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×