Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil komersial atau kerap disebut mobil niaga mulai menunjukkan kinerja yang moncer, terutama segmen pick-up dan truck. Imbasnya, industri multifinance pun turut kecipratan berkahnya.
Menilik data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 2021 hingga Oktober 2021, penjualan wholesales dan retail dari pick up masing-masing mencapai 113.920 unit dan 111.741 unit, atau tercatat naik 69% year-on-year (yoy) dan 53% yoy.
Sementara itu di periode yang sama, penjualan wholesales dan retail dari jenis truk juga tumbuh masing-masing mencapai 55.418 unit dan 54.419 unit atau tumbuh 70% dan 47%
Alhasil, kondisi tersebut turut mempengaruhi industri multifinance yang terlihat dari data OJK yang mencatat pembiayaan di segmen mobil pengangkutan mendominasi pembiayaan di sektor produktif sebesar 40,98% dengan nilai Rp 41,39 triliun. Adapun, capaian tersebut naik 0,06% year to date (ytd).
Salah satu pemain yang turut mendapat berkah tersebut ialah Mandiri Tunas Finance (MTF) yang hingga November 2021 mencatat pembiayaan mobil niaga mencapai Rp 6 triliun. Ada pertumbuhan sekitar 33,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari total tersebut, pembiayaan truk mendominasi segmen mobil niaga di perusahaan anak usaha Bank Mandiri ini dengan nilainya Rp 3,80 triliun. Proporsinya sekitar 20.6% terhadap total pembiayaan di 2021.
Baca Juga: Penjualan kendaraan niaga Hino tumbuh positif
“Kami melihat seiring dengan naiknya beberapa segmen bisnis seperti komoditas, batubara, naik juga permintaan mobil truck,” ujar Direktur MTF William Francis kepada Kontan.co.id, Selasa (7/12).
William berencana akan bekerjasama dengan Bank Mandiri sebagai induk untuk menggarap nasabah di segmen corporate dan commercial yang dinilai mayoritas membutuhkan mobil mobil jenis komersial. Tahun depan untuk segmen ini target MTF adalah tumbuh 20%.
Sementara itu, Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan pendapat yang serupa bahwa kondisi pasar mobil niaga memang lagi tumbuh. Walaupun, kontribusi segmen tersebut belum berubah dari tahun lalu yaitu sekitar 20% dari portofolio yang ada.
“Tahun depan, kami plan dari 20% ke 25% komersial di Clipan,” ungkap Harjanto.
Hanya saja, Harjanto juga bilang bahwa kondisi bagus masih belum dirasakan salah satu jenis mobil niaga yaitu bis. Mengingat, kondisi pandemi Covid-19 yang belum pulih sepenuhnya masih memukul sektor wisata.
Direktur BCA Finance Roni Haslim pun berpendapat bahwa untuk meningkatkan pembiayaan di segmen mobil niaga, pihaknya memiliki strategi untuk memberikan penawaran DP rendah. Saat ini, BCA Finance menawarkan DP minimal 10% dari harga mobil.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Konsumer Tumbuh Terangkat KPR
“Harus berani dengan DP kecil. Untuk konsumen yang sudah ada hubungan baik dengan bank BCA kami tawarkan DP 0%,” ujar Roni.
Sekadar tahu saja, portofolio mobil niaga di BCA Finace baru sekitar 10% dari portofolio yang ada. Adapun, pembiayaan baru mereka hingga November 2021 sebesar Rp 21,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News