Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester II-2024 ini, penjualan mobil di Indonesia masih dalam tekanan. Hal ini terlihat dari penurunan penjualan mobil nasional pada bulan Juli 2024 yang turun 0,62% month to month (mtm).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil nasional berkurang sebesar 0,6% month to month (mtm) menjadi 74.160 unit pada Juli 2024.
Sementara itu, penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) mobil nasional turun sebesar 17,5% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi 484.236 unit pada periode Januari-Juli 2024, dari sebelumnya 586.931 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Meski penjualan mobil turun, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) masih mencatat kenaikan penyaluran pembiayaan mobil. Pada Juli 2024, CNAF membiayai pembelian 3.212 unit atau meningkat 15% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, 2.805 unit.
Baca Juga: Astra Financial Cetak Laba Bersih Rp 4,1 Triliun pada Semester I-2024
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan, secara nominal, pembiayaan mobil CNAF juga naik 13% dari Rp 722,95 miliar di Juni 2024 menjadi Rp 819,47 miliar pada Juli 2024.
Sementara, total penyaluran pembiayaan baru CNAF sampai Juli 2024 mencapai Rp 5,44 triliun atau tumbuh sebesar 19% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp 4,57 triliun.
"Sampai dengan bulan Juli 2024, penyaluran pembiayaan baru kendaraan bekas menjadi penopang terbesar di CNAF dengan tingkat kontribusi mencapai 63%," kata Ristiawan kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Pembiayaan baru kendaran bekas di CNAF tercatat mencapai senilai Rp 3,44 triliun dari total penyaluran pembiayaan baru yaitu senilai Rp 5,44 triliun.
Hingga akhir tahun, CNAF menargetkan total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 9 triliun pada 2024. Ristiawan bilang, pihaknya optimistis setiap segmen akan mengalami pertumbuhan.
Adapun, salah satu strategi CNAF dalam mendongkrak kinerja di tahun 2024 dengan mengembangkan digitalisasi yang membuat transaksi menjadi semakin mudah, aman, efisien, dan terjangkau.
Serta memberikan suku bunga dengan metode risk based pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah. Serta bersinergi dengan induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk untuk menjaring nasabahnya dengan terus mengembangkan program referral.
Sementara PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat penurunan pembiayaan baru sebesar 5% secara year on year (YoY) menjadi Rp 22,6 triliun per Juli 2024.
Chief of Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani menyebut pembiayaan baru Adira Finance masih didominasi segmen otomotif masing-masing sebesar 38% untuk segmen mobil, 38% untuk segmen motor dan sisanya merupakan segmen non-otomotif.
"Mengenai target, dengan memperhatikan kondisi industri otomotif yang saat ini masih belum membaik serta kondisi ekonomi yang juga masih menantang, maka kami melihat bahwa kinerja industri otomotif termasuk pembiayaan mobil baru tahun ini akan sedikit menurun atau flat," kata Gani kepada Kontan, Rabu (21/8).
Namun demikian, Gani menegaskan, Adira Finance akan terus menerapkan berbagai inisiatif strategi untuk mendorong kinerja bisnis di tengah tantangan yang terjadi di industri otomotif serta makro ekonomi seperti dengan terus melakukan ekspansi bisnis secara selektif ke daerah-daerah yang memiliki potensi tinggi.
Selain itu, Adira Finance juga mengembangkan bisnis non-otomotif seperti produk multiguna, memperkuat kolaborasi dengan grup untuk meningkatkan customer base, terus meningkatkan customer retention melalui penawaran yang lebih baik serta perbaikan proses, seiring dengan inisiatif untuk memperbaiki struktur biaya agar lebih bersaing dengan melakukan proses digitalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News