Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsolidasi perbankan tahun ini bakal semarak sejalan dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan yang mengharuskan bank umum memiliki modal inti minimum Rp 2 triliun pada akhir 2021. Sementara jumlah bank dengan modal inti di bawah itu masih cukup banyak.
Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, ada sekitar 27 bank swasta nasional yang memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun. Itu berdasarkan laporan keuangan September 2020 dan ditambah dengan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I yang sudah memenuhi modal inti Rp 1 triliun akhir 2020.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku saat ini banyak menerima tawaran dari investor untuk menjajaki akuisisi atau mengambilalih beberapa bank bank di Tanah Air.
"Ketertarikan investor tersebut karena margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) perbankan Indonesia masih cukup tinggi yakni sekitar 4%," kata Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK
Namun, OJK perlu menganalisis lebih jauh minat dari investor tersebut.
Heru bilang, bank tidak boleh dimiliki oleh pemilik yang tidak punya visi dan arah. Oleh karena itu, OJK harus mencermati dan tidak sembarang memberi izin.
Baca Juga: Ini daftar bank swasta nasional dengan modal inti di bawah Rp 2 triliun
Investor harus punya visi yang baik, berkomitmen kuat untuk membuat bank berdaya saing dan mendorong ekonomi nasional.
Untuk memenuhi aturan modal inti itu, beberapa bank telah mengajukan permohonan untuk menggelar Initial Public Offering (IPO). Tetapi OJK juga masih perlu menganalisis lebih dalam terkait visi yang ingin dikembangkan bank tersebut ke depan.
"Kami tidak ingin IPO hanya dipakai sebagai alat untuk memenuhi aturan modal inti saja dan pemilik tidak tahun bank tersebut akan dikembangkan ke arah mana," ujar Heru.
Berikut persiapan bank untuk memenuhi modal indi Rp 2 triliun.
1. PT Bank Bisnis Indonesia Tbk (BBSI)
Bank ini baru resmi masuk ke kelompok BUKU II akhir tahun lalu usai melakukan penambahan modal lewat rights issue. Dengan begitu modal intinya sudah mencapai Rp 1 triliun.
Sementara untuk mengejar modal inti Rp 2 triliun pada akhir Desember mendatang, bank ini telah mempersiapkan diri untuk kembali melakukan rights issue.
"Rencana rights issue akan dilakukan pada kuartal IV. Sampai saat ini belum ada investor strategis yang akan masuk," kata Paulus Tanujaya Sekretaris Perusahaan Bank Bisnis kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2).
Baca Juga: OJK banyak terima tawaran investor untuk akuisisi bank di Indonesia
2. PT Bank Fama International
Bank Fama tengah mempersiapkan rencana penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) untuk memenuhi aturan permodalan tersebut. Sekretaris Perusahaan Bank Fama Emil M Ismain mengatakan, pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan berapa investor strategis untuk proses IPO itu.
Sebetulnya bank ini berencana melakukan IPO akhir tahun lalu. Namun, ditunda lantaran waktu sudah tidak cukup untuk mengejar naik ke BUKU II dengan modal inti Rp 1 triliun. Untuk memenuhi itu, pemegang saham eksisting memilih melakukan suntikan modal.
3. Bank Mayora
Bank ini yang tercatat memiliki Rp 1,13 triliun per September 2020. Bank Mayora telah menargetkan akan IPO pada tahun 2021 sejak tahun 2019.
Saat ditanya perkembangan rencana tersebut, Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij mengaku belum bisa berkomentar. "Terkait hal ini saya tidak bisa menjawab dulu," ujarnya.
4. Bank Maspion Tbk
Bank ini baru memiliki modal inti Rp 1,22 triliun per September 2020. Herman Halim, Presiden Direktur Bank Maspion mengatakan, penambahan modal inti menjadi Rp 2 triliun sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) perseroan tahun ini.
Pemenuhan itu akan dilakukan dengan menggandeng investor strategis dari Thailand yaitu KBank.
5. Bank Sahabat Sampoerna
Modal inti bank ini per September 2020 baru mencapai Rp 1,46 triliun. Henky Suryaputra, Direktur Keuangan Bank Sahabat Sampoerna mengatakan, pihaknya tengah mengambil ancang-ancang dengan terus melakukan evaluasi internal dan menjalin komunikasi yang baik dengan regulator mengenai opsi-opsi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan modal inti sesuai ketentuan yang ada.
Baca Juga: OJK resmi luncurkan roadmap perbankan 2020-2025
Perseroan tengah menjajaki berbagai opsi dan tidak tertutup kemungkinan untuk mengundang investor strategis baru. "Bank Sampoerna tentunya selalu berkomitmen untuk memenuhi segala ketentuan yang ada," kata Henky.
6. Bank Bumi Arta Tbk
Bank ini dikabarkan diminati oleh Sea Group, induk usaha e-commerce Shopee. Kabar itu membuat saham bank berkode emiten BNBA ini meroket sejak Kamis (11/2) dan menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA) selama empat hari berturut-turut.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham bank ini mulai hari ini, Kamis 18 Februari 2021.
Dalam jawabannya atas permintaan tanggapan BEI, manajemen Bank Bumi Arta mengaku belum mengetahui tengah diincar Sea Group.
"Perseroan juga baru mengetahui berita dimaksud dari media/surat kabar," demikian tulis Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono.
Ia menambahkan, belum ada informasi atau kejadian penting lain yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham Bank Bumi Arta.
Bank Bumi Arta merupakan kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti di bawah Rp 2 triliun. Per September 2020, modal intinya baru mencapai Rp 1,46 triliun.
Selanjutnya: Emiten Bank Berbondong-Bondong Suntik Kredit Pengadaan Vaksin Corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News