Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
Posmarito bilang, meskipun terdapat tren penurunan NIM pada kuartal IV-2022, manajemen BBNI berkeyakinan NIM dapat lebih tinggi dari 4,7% pada tahun 2023 yang akan didukung oleh pengembalian pinjaman.
Fase pertama repricing terjadi pada kuartal IV-2022 dan dampaknya dapat dilihat pada kuartal I-2023 sementara repricing tahap kedua akan dilakukan di semester I-2023.
Menurut Posmarito, pembukaan kembali ekonomi mendukung peningkatan pinjaman yang direstrukturisasi untuk industri tertentu seperti pariwisata dan tekstil, yang akan menghasilkan pinjaman yang lebih baik. LaR yang menurun, cakupan yang kuat, dan pengurangan risiko neracanya bisa menyebabkan biaya kredit (CoC) yang lebih rendah.
Dengan asumsi pertumbuhan kredit bisa tumbuh satu digit, NIM 4,7% dan CoC 1,5%, UOB Kayhian sekuritas memproyeksikan laba bersih BBNI tumbuh 19% menjadi Rp 21,8 triliun pada 2023.
Posmarito mempertahankan rekomendasi buy pada BBNI dengan target harga di Rp 11.200 per saham. Cheril juga merekomendasikan buy pada BBNI, namun dengan target harga lebih rendah di Rp 9.900 per saham.
Sementara, Handy menyarankan add pada BBNI dengan target harga di Rp 11,600 per saham. Pertumbuhan kredit dan NIM yang lebih tinggi menjadi pertimbangan rating saham BBNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News