kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penyaluran Kredit ke Sektor Petambangan Tumbuh Paling Tinggi di Januari 2022


Minggu, 06 Maret 2022 / 15:00 WIB
Penyaluran Kredit ke Sektor Petambangan Tumbuh Paling Tinggi di Januari 2022
ILUSTRASI. Tambang Batubara


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati telah terjadi peningkatan  fungsi intermediasi di sektor perbankan sejak awal tahun. Data sementara regulator mencatatkan kredit perbankan tumbuh sebesar 5,79% year on year (yoy) di Januari 2022. 

OJK mencatat sektor usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain pertambangan 26,83%, transportasi 11,14% dan pengolahan 8,98%.

Berdasarkan segmentasi, terdapat peningkatan kredit kategori debitur korporasi sebesar 5,23% yoy dan konsumsi 4,98% yoy. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,07% yoy.  

Adapun profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2022 masih terjaga meskipun terdapat peningkatan rasio NPL gross menjadi sebesar 3,10% dengan NPL nett stabil pada 0,88%.

Selain itu, likuiditas industri perbankan pada Januari 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal tersebut terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 156,76% dan 34,73%, di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50%dan 10%.

Baca Juga: Melalui Produk Digital, Bank Raya Tingkatkan Porsi CASA

Dari sisi permodalan, lembaga jasa keuangan juga mencatatkan permodalan yang semakin membaik. Industri perbankan mencatatkan peningkatan CAR menjadi sebesar 25,78% atau jauh di atas threshold.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi AS Aturridha menyatakan penyaluran kredit secara bank only telah mencapai Rp 821,3 triliun pada Januari 2022. Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan 10,58% yoy dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 742,73 triliun. 

“Pertumbuhan itu ditopang oleh pertumbuhan dari sektor Perkebunan, Pertambangan Bahan logam dan Energi & Air. Sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, kami optimis kinerja kredit dapat kembali tumbuh dengan baik pada tahun 2022,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Jumat (4/3).

Lanjutnya, Bank Mandiri memproyeksi kredit tumbuh di atas 8% YoY dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian di 2022. Dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri akan terus menggali seluruh potensi yang ada.

“Terutama pada sektor-sektor yang diperkirakan masih prospektif dan sesuai dengan risk appetite perseroan seperti Perkebunan, Konstruksi Infrastruktur, Telekomunikasi, FMCG, serta Energi,” tuturnya.

Adapun Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut secara umum penyaluran kredit BRI tumbuh 7,3% yoy di Januari 2022. Khusus untuk kredit mikro tumbuh double digit mencapai 14% yoy. 

“Untuk tahun ini BRI optimistis penyaluran kredit dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu. BRI menargetkan hingga akhir tahun ini, kredit dapat tumbuh 9%-11% yoy. Strateginya yakni dengan selective growth dengan fokus pertumbuhan pada segmen UMKM dan ultra mikro,” paparnya.

Fokus penyaluran kredit BRI ke depan adalah di segmen UMKM khususnya di sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, aktivitas jasa keuangan, real estate, aktivitas kesehatan dan kesenian hiburan.

Sebagai penyalur kredit terhadap UMKM terbesar di Indonesia, BRI akan terus fokus terhadap pemberdayaan UMKM salah satunya melalui pembiayaan.  Sebagai informasi, hingga akhir kuartal IV 2021 tercatat portofolio kredit UMKM sebesar 83,86% dibandingkan dengan total penyaluran kredit BRI. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85%. 

Baca Juga: Awal Maret 2022, Penyaluran Dana FLPP Telah Mencapai Rp 2,24 Triliun

Ia menyatakan strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM ada dua. Pertama, menaikkelaskan nasabah existing, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan. 

Kedua adalah dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru. Dengan go smaller, go shorter, go faster, BRI akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien dengan adanya digitalisasi. 

“Dengan strategi tersebut BRI dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan harga semurah mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan sehingga semua akan menjadi lebih cepat dan efisien,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×