kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Penyaluran KUR Perbankan Masih Seret di Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya


Rabu, 03 Mei 2023 / 06:30 WIB
Penyaluran KUR Perbankan Masih Seret di Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) masih seret di awal tahun. Pasalnya, bank penyaluran pembiayaan murah ini menunggu peraturan turunan dari Kemenko Perekonomian yang baru dirilis pada akhir Januari 2023. 

Kini perbankan berlomba menyalurkan KUR dengan mengoptimalkan skema klaster. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 460 triliun. 

Ia mengakui salah satu kendala dalam penyaluran kredit dari perbankan terkait risiko kredit macet alias Non Performing Loan (NPL). Oleh sebab itu, pemerintah mendorong penyaluran KUR dengan skema klaster dengan risiko yang lebih terkelola dengan baik. 

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Diyakini Bakal Berlanjut hingga Tutup Tahun 2023

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran KUR BRI telah mencapai Rp 14,98 triliun kepada 339.000 debitur per Maret 2023. Adapun tahun ini, BRI mendapatkan plafon KUR hingga Rp 270 triliun. 

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi dengan proporsi mencapai 58,34%. Ia mengaku NPL KUR BRI relatif kecil, berkisar 1,68% pada akhir Maret 2023. 

“Salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN,” ujarnya kepada KONTAN pada Selasa (2/5).

Lanjutnya, sinergi ini nantinya dimanfaatkan secara optimal bagi Perseroan untuk menciptakan sumber-sumber baru pendapatan atau new sources of income sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis Perseroan atau new growth engine.

Baca Juga: Bankir dan Regulator Prediksi Pertumbuhan Kredit Berlanjut hingga Akhir Tahun

Selain bertujuan untuk memperkuat sumber pertumbuhan baru, Aestika menuturkan holding ultra mikro juga berkontribusi pada pencapaian aspirasi financial inclusion. Holding ultra mikro akan memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas dan lebih mudah kepada segmen ultra mikro di Indonesia. 

“Dengan adanya sinergi ini, bisnis model BRI, Pegadaian dan PNM yang saling melengkapi akan mampu memberikan journey layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro. Model bisnis yang saling melengkapi tersebut dapat memberikan nilai tambah dalam menyediakan produk dan layanan keuangan yang terintegrasi dalam satu ekosistem,” paparnya.




TERBARU

[X]
×