Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) perbankan masih seret di pertengahan tahun ini, dan belum mencapai target 50% dari kuota yang diterima. Perbankan pun terus memacu penyaluran KUR dari kuota yang diterima hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga pertengahan Mei 2023 telah mencapai Rp 62,5 triliun.
Realisasi tersebut setara 15,07% dari target penyaluran KUR tahun ini yang sebesar Rp 415 triliun, dan telah disalurkan kepada 1.126.826 debitur.
Untuk diketahui, proporsi penyaluran KUR selama 2023 disalurkan berdasarkan jenisnya, yakni KUR Mikro dengan porsi sebesar 62,12%, KUR Kecil 36,05%, KUR Super Mikro 1,79%, dan KUR TKI 0,02%.
Baca Juga: Ekspansi di Segmen Konsumer, BRI Group Perkuat Sinergi untuk Bidik Pasar Pembiayaan
Sementara itu, realisasi penyaluran subsidi KUR sampai dengan pertengahan Mei 2023 telah mencapai Rp 14,36 triliun. Realisasi tersebut telah mencapai 35,09% dari pagu yang sebesar Rp 40,935 triliun.
Adapun PT Bank Mandiri mencatat, penyaluran KUR Bank Mandiri sampai dengan Mei 2023 telah mencapai Rp 11,27 triliun atau sebesar 23,48% dari kuota.
"Penyaluran KUR di Bank Mandiri yang sudah tercapai sebesar 23.48% di posisi Mei 2023 akan terus diakselerasi sampai dengan akhir tahun," ungkap SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso kepada kontan.co.id, Sabtu (24/6).
Josephus menjelaskan, tahun 2023 potensi penyaluran KUR masih relatif besar dan Bank Mandiri fokus untuk menyalurkan KUR secara ekosistem khususnya pada sektor produksi (Pertanian, Perikanan, Peternakan, jasa produksi, industri pengolahan, dan lain-lain).
Sementara penyaluran KUR pada Tahun 2023 dan hingga 31 Mei 2023 masih didominasi oleh Sektor Produksi dengan 61,45% atau sebesar Rp 6,92 triliun , sedangkan Sektor Non Produksi hanya 39,13% yaitu sebesar Rp 4,34 triliun.
Sektor Pertanian menyumbang 32,12% sebesar Rp 3,62 triliun, sektor Perikanan 1,95% atau sebesar Rp 219 miliar, sektor Industri Pengolahan 7,40% atau sebesar Rp 833 miliar, Sektor Pertambangan 0,02% sebesar Rp 1,90 miliar dan sektor Jasa Produksi menyumbang 19,98% atau sebesar Rp 2,25 triliun.
Josephus menyebut, kualitas penyaluran KUR di tahun 2023 posisi 31 Mei 2023 secara nasional memiliki Kolektibilitas Lancar lebih dari 95 % dan NPL tetap terjaga dengan baik di kisaran 1%.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga mengakui, penyaluran KUR belum menembus 50% dari kuota yang diterima bank. Untuk diketahui, hingga kuartal I/2023 penyaluran KUR BTN sebesar Rp 421,8 miliar.
Ramon Armando, Corporate Secretary BTN menjelaskan, ketentuan baru mengenai KUR pada tahun 2023 memerlukan waktu untuk penyesuaian atau adaptasi, peraturan terkait Permenko Perekonomian No. 1 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, Permenko Perekonomian No. 2 Tahun 2023 tentang Perlakukan Khusus Bagi Penerima Kredit Usaha Rakyat Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019.
Menurutnya, dengan kebijakan ini, suku bunga KUR kembali ke 6% karena tambahan subsidi bunga/marjin KUR sebesar 3% tidak dilanjutkan, dan Permenko Perekonomian No. 3 Tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian atau Kredit Alsintan.
Baca Juga: BNI Berlakukan Layanan Operasional Terbatas pada Periode Idul Adha
"Dengan adanya ketentuan dari Pemerintah maka perbankan baru mulai memproses KUR pada bulan ketiga tahun ini," katanya.
Kualitas KUR BTN juga disebut Ramon masih terjaga baik di kisaran 0,7%. Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, BTN masih konsisten menyalurkan KUR di housing related dan housing ecosystem.
Menurut Ramon, sektor Properti memiliki efek bergilir pada setidaknya 174 sektor turunan dari properti. Sebagai contoh untuk bisnis konstruksi perumahan, renovasi rumah, perlengkapan rumah, agen perumahan atau jasa pindah rumah serta sektor lain yang terkait dengan perumahan.
Sementara Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Supari mengatakan lambatnya penyaluran KUR hingga pertengahan tahun ini karena perbankan baru mendapatkan berbagai regulasi dari pemerintah pada Februari 2023 dan baru mulai menyalurkan di bulan ketiga tahun ini. Menurutnya, penyaluran KUR bukan semata kebijakan bank.
Walaupun begitu, dari realisasi KUR secara nasional hingga Maret 2023 yang mencapai Rp25 triliun, BRI masih menjadi penyumbang terbesar yakni 61% dari total KUR nasional atau Rp 14,98 triliun kepada 339.000 debitur pada kuartal I/2023.
mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi dengan proporsi mencapai 58,34%. Ia mengaku NPL KUR BRI relatif kecil, berkisar 1,68% pada akhir Maret 2023.
“Salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN,” ujarnya
Menurutnya, dengan adanya sinergi ini, bisnis model BRI, Pegadaian dan PNM yang saling melengkapi akan mampu memberikan journey layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.
"Model bisnis yang saling melengkapi tersebut dapat memberikan nilai tambah dalam menyediakan produk dan layanan keuangan yang terintegrasi dalam satu ekosistem,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News