Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending di Tanah Air berhasil menyalurkan pinjaman dengan nilai yang cukup fantastis hingga akhir tahun 2023. Ini sepadan dengan data regulator yang mencatat pertumbuhan pinjaman hingga November 2023.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan fintech P2P lending tumbuh 18,06% year on year (YoY) menjadi Rp 59,38 triliun di November 2023. Lantas bagaimana penyaluran pinjaman di masing-masing pemain?
PT Akselrasi Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mencatat, berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp 2,85 triliun sepanjang tahun 2023. Nilai ini mengalami penurunan tipis di bandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 2,95 triliun.
“Tahun 2023 target kami sebenarnya lebih tinggi, namun dikarenakan beberapa hal maka target tersebut belum tercapai,” ujar Founder dan Group CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan kepada KONTAN, Selasa (9/1).
Baca Juga: Satgas Pasti Kembali Temukan 38 Rekening Bank Terlibat Aktivitas Pinjol Ilegal
Ivan menjelaskan, alasan target pinjaman di tahun 2023 tak tercapai di antaranya dari sisi makro ekonomi sebab suku bunga bank sentral terus meningkat. Menurutnya, ini normal bila terjadi kontraksi dalam kebutuhan pendanaan.
Di tahun 2024 Akseleran menargetkan kenaikan penyaluran pinjaman sekitar 30% menjadi sekitar Rp 3,8 triliun sampai Rp 3,9 triliun.
“Kalau kita lihat belakangan ini BI sudah menahan kenaikan bunga, sehingga kami consider tahun 2024 permintaan pendanaan akan lebih besar,” jelasnya.
Ivan menuturkan, di tahun ini pihaknya memprediksi pinjaman paling besar bakal berada di sektor komoditi seperti pertambangan, oil dan gas, energi serta infrastruktur.
Lebih lanjut, dia menambahkan, pihaknya fokus untuk menyediakan arus kas seperti invoice atau pre order maupun inventory financing tanpa agunan fixed asset yang masih banyak dibutuhkan pelaku usaha.
“Juga melakukan assesmen pinjaman dengan prudent agar tingkat kredit macet (NPL) terus rendah, dan cost of fund kami juga jadinya rendah. Ini penting agar bunga yang kami tawarkan ke borrower tetap kompetitif,” tandasnya.
Baca Juga: Soal Penyelidikan Kartel Bunga Pinjol, KPPU Minta Setiap Pihak Kooperatif
PT Pembiayaan Digital Indonesia yang dikenal dengan AdaKami, mencatat berhasil menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 13 triliun sepanjang 2023. Disebutkan ini melebihi target yang dicanangkan sebesar Rp 12 triliun.
Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss mengatakan pihaknya mencatat lebih dari 40% pengguna AdaKami menggunakan pinjaman untuk modal usaha. Di tahun ini, pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman yang sama dengan tahun 2023 yakni sebesar Rp 12 triliun.
“Strategi kami termasuk dalam peningkatan prudency dalam e-KYC nasabah kami yang bertujuan menjaga TWP90 agar mampu menjaga kualitas kredit secara umum,” terangnya.
Lebih lanjut, Jonathan bilang, AdaKami telah menerapkan bunga maksimal per hari menjadi 0,3% per hari sesuai dengan ketentuan regulator.
Sementara itu, platform pinjaman online (pinjol) Modalku membukukan secara Group Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 55,4 Triliun kepada lebih dari 5,1 juta pinjaman UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Country Head Indonesia Modalku, Arthur Adisusanto menyampaikan hingga Desember 2023 industri UMKM menjadi yang paling banyak didanai, didominasi dengan sektor perdagangan, baik grosir dan eceran, termasuk pengusaha online sebesar 55%.
Tahun ini, Modalku berharap bisa mencatatkan pertumbuhan dibanding tahun lalu, untuk itu perusahaan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM agar target tersebut tercapai.
“Modalku memberlakukan bunga mulai dari 1% flat per bulan sampai dengan 3% flat per bulan atau setara dengan 0.03% flat per hari sampai dengan 0,1% flat per hari,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News