kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyebab pembiayaan alat berat multifinance turun


Selasa, 10 Maret 2020 / 14:43 WIB
Penyebab pembiayaan alat berat multifinance turun
ILUSTRASI. Produksi Alat Berat: Alat berat di tempat penyimpanan di Surabaya, beberapa waktu lalu. Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) memproyeksikan produksi alat berat sampai akhir tahun berada pada level 7.000 unit saja, lebih rendah dibandingkan tahun lalu ya


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakstabilan ekonomi global turut mengganggu bisnis pembiayaan di pasar domestik. Tertekannya harga batubara, minyak kelapa sawit (CPO) serta wabah virus corona berimbas pada penurunan pembiayaan industri multifinance.

Salah satunya adalah pembiayaan alat berat yang menunjukkan tren penurunan sejak tahun lalu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai Januari 2020, pembiayaan alat berat multifinance anjlok 6,83% menjadi Rp 35,30 triliun. Padahal Januari 2019 masih sebesar Rp 37,89 triliun.

Kondisi tersebut juga dirasakan sejumlah pemain. PT Buana Finance Tbk mencatatkan penurunan pembiayaan alat berat per Februari 2020.

Baca Juga: Bekas kamp pengungsi Vietnam di Batam akan dibangun fasilitas observasi virus corona

Sekretaris Perusahaan Buana Finance Ahmad Kaetami membenarkan, ada ketidakpastian ekonomi global seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) – China memengaruhi penurunan permintaan alat berat di sektor pertambangan.

“Dibandingkan tahun 2019 dengan pencapaian Februari 2020 memang ada tren penurunan karena ekonomi global yang masih belum stabil,” kata Ahmad kepada Kontan.co.id, Selasa (10/3).

Meski demikian, ia yakin pembiayaan alat berat masih cerah tahun ini. Buana Finance menargetkan pembiayaan alat berat sebesar Rp 1 triliun, atau sama dengan realisasi tahun lalu. Target tersebut masih ditinjau ulang pada kuartal I 2020.

Baca Juga: Speed boat Paspampres tabrakan di Palangkaraya, Dandim hilang

Mengantisipasi penurunan, perusahaan akan gencar menjaring kerja sama dengan patner bisnis, peningkatan sumber daya manusia (SDM), mengeluarkan produk baru serta meningkatkan layanan ke pelanggan dan mengembangkan teknologi informasi (IT).

“Buana juga sudah menjalankan produk dan kerja sama baru dengan pemasok sehingga cukup membantu dalam pencapaian target,” tambahnya.

Pembiayaan alat berat PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga turun. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengaku, pembiayaan per Februari 2020 turun karena dampak jangka pendek virus corona berimbas pada sektor pariwisata.

“Tapi kalau virus corona ini berkepanjangan maka komoditas akan kena, di mana alat berat juga terganggu,” ungkapnya.

Menghindari efek berkepanjangan, perusahaan akan merevisi target pembiayaan alat berat tahun ini. Awalnya MTF optimistis ingin memperbesar porsi pembiayaan alat berat dari 6% menjadi 8% namun rencana itu ditinjau akibat virus corona.

Baca Juga: Corona membuat penggunaan alat berat Komatsu turun 30%

Sementara PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) lebih selektif menyalurkan sambil menganalisa kredit alat berat di tengah melesunya permintaan pasar, khususnya di sektor tambang dan komoditi. Dengan kondisi itu, perusahaan menargetkan pembiayaan alat berat cenderung konservatif tahun ini.

“Ya (target untuk alat berat) sama dengan realisasi tahun lalu,” kata Wakil Presiden Direktur IMFI Gunawan Effendi.

Sayangnya, ia belum mau mengungkapkan berapa realisasi pembiayaan alat berat per Februari 2020. Yang jelas, perusahaan menyalurkan berbagai pembiayaan mulai dari alat berat, mobil, motor, properti, multiguna dan mikro finance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×