kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbanas: Perbankan butuh tambahan modal Rp 113 T


Rabu, 27 Agustus 2014 / 10:13 WIB
Perbanas: Perbankan butuh tambahan modal Rp 113 T
ILUSTRASI. Intip Harga Motor Yamaha Aerox Pada Maret 2023, Pembidik Skutik Maxi Merapat.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), menyebutkan ada tiga hal yang menjadi tantangan perbankan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tiga tantangan tersebut adalah permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi.

Namun Sigit Pramono, Ketua Umum Perbanas, menegaskan bahwa tantangan perbankan yang paling utama adalah permodalan. "Dengan modal mumpuni, perbankan bisa membeli teknologi dan memilih sumber daya manusia yang baik," terang Sigit saat ditemui Kontan, pekan lalu.

Dalam proyeksi Perbanas, dalam beberapa tahun mendatang diperlukan tambahan Rp 113 triliun untuk perbankan di Indonesia. Menurut Sigit, angka tersebut sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan pertumbuhan bisnis.

Bahkan, kata Sigit, sumber dana dari pasar modal hanya bisa memberikan sekitar Rp 30 triliun. "Artinya, dari mana sisanya kalau tidak dari dana asing," terang Sigit.

Untuk itu, Sigit bilang, kita tidak boleh begitu saja bilang sudah anti asing. Karena tanpa bantuan pendanaan dari asing, maka bank kita tetap kerdil dan tidak bisa bersaing. Meski begitu, lanjut Sigit, dirinya bukan memaksa untuk menerima asing, tapi harus pertimbangkan dengan baik manfaat dan mudaratnya.

Selama ini, Sigit menjelaskan, salah satu persoalan terbesar di perbankan Indonesia adalah permodalan. "Dalam MEA juga sama. Bank-bank di Indonesia termasuk bank bermodal rendah, beda dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand," ungkapnya.

Saat ini, Sigit juga menuturkan, level loan to deposit ratio (LDR) perbankan di Indonesia di atas 90%. Artinya, ruang kita memberikan kredit ke depan hanya sedikit sekali. Bahkan ada bank yang LDR-nya melewati 100%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×