kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Perbanas: Perbankan tak bisa lagi mengandalkan kredit korporasi


Minggu, 20 Oktober 2019 / 16:31 WIB
Perbanas: Perbankan tak bisa lagi mengandalkan kredit korporasi
ILUSTRASI. Ketua Perbanas Kartika Wirjoatmodjo mengatakan dalam lima tahun terakhir, perbankan telah melampaui dua kondisi sulit. ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/11/2018.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi perbankan dipandang sebagian besar bankir sudah melewati masa penuh tantangan. Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan dalam lima tahun terakhir, industri perbankan telah berhasil melampaui dua kondisi sulit. Pertama, perbaikan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) dan pengetatan likuiditas.

Misalnya saja, dalam dua kuartal terakhir ini pertumbuhan DPK sudah berhasil menembus angka 7% secara year on year (yoy). Walau masih kecil, pencapaian tersebut masih lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh hingga ke bawah 6%.

Baca Juga: Pasar digital payment Indonesia disasar asing, LinkAja tak merasa tersaingi

Namun, menurut kacamatanya ke depan upaya ekspansi perbankan tetap bakal sulit terutama dari sisi penyaluran kredit. Tiko, sapaan akrab Kartika menjelaskan perbankan harus menggeser arah bisnis korporasi dan mulai masuk ke sektor retail.

"Kalau tadinya perbankan banyak fokus ke komoditas. Sekarang harus bergeser ke yang sifatnya retail," terangnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/10).

Bukan tanpa sebab, beberapa sektor kredit korporasi besar diakuinya tengah terpapar kondisi negatif global seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Di sisi lain, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk ini juga memandang pergeseran pola bisnis ke sektor retail dari korporasi ini juga perlu dilakukan lantaran tingginya permintaan konsumen.

Ada beberapa sektor yang dinilai potensial menurut Tiko dalam lima tahun ke depan seperti pariwisata, kesehatan, e-commerce, konsumer hingga perumahan sektor menengah ke bawah.

Baca Juga: Implementasi PSAK 71 tak ganggu ekspansi kredit



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×