kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbanas : Premi untuk LPS dibagi dua dengan OJK


Senin, 13 Februari 2012 / 15:41 WIB
Perbanas : Premi untuk LPS dibagi dua dengan OJK
ILUSTRASI. Destinasi yang bernama Taman Jlengut ini bisa menjadi tujuan liburan bersama keluarga atau kerabat saat akhir pekan tiba. Dok Instagram?Taman Jlengut


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai perlu ada alternatif sumber pendanaan bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tanpa harus memungut iuran dari kalangan perbankan.

"Di perbankan selama ini tidak lazim pemungutan biaya untuk pengawasan. Kalau di pasar modal bisa (ada pungutan). Jadi perlu dikeluarkan alternatif lain untuk pembiayaan OJK," saran Ketua Perbanas Sigit Pramono dalam Seminar OJK: Tantangan Dewan Komisioner Menghadapi Dampak Krisis, Senin (13/2).

Alternatif itu adalah dengan mengambil porsi pendanaan dari Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dengan adanya peralihan fungsi pengawasan perbankan dari BI ke OJK, maka dana pengawasan yang biasanya dianggarkan dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) dapat dialokasikan untuk pengawasan perbankan di OJK.

Sumber lainnya adalah LPS. Dengan berjalannya OJK, maka dana penjaminan yang disimpan di LPS tidak perlu terlalu besar lagi. Menurut Sigit, kepentingan LPS adalah agar perbankan sehat-sehat. Kalau OJK berjalan bagus, maka tugas LPS pun bisa berbagi dengan OJK.

"Jadi, sekian persen dari yang dijamin di LPS bisa dibagi dua dengan OJK. Begitu pula premi yang ada sekarang dibagi dua saja antara LPS dan OJK," tutur Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×