kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

Perbanas Soroti Simpanan Masyarakat Kecil yang Terus Susut Jadi Tantangan Perbankan


Kamis, 13 Maret 2025 / 15:51 WIB
Perbanas Soroti Simpanan Masyarakat Kecil yang Terus Susut Jadi Tantangan Perbankan
Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo. Perbanas menyoroti kondisi likuiditas tetap menjadi tantangan bank pada 2025, hal tersebut memengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyoroti kondisi likuiditas tetap menjadi tantangan bank pada tahun 2025. Di mana, hal tersebut memengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.

Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa yang menjadi tugas utama bank di tahun ini adalah memastikan bagaimana Dana Pihak Ketiga (DPK) bisa tetap tumbuh. Sebab, saat ini, rasio likuiditas bank sudah cukup tinggi berada di level 89%.

Melihat lebih lanjut, Kartika bilang perlambatan pertumbuhan DPK terjadi untuk segmen simpanan masyarakat kecil yang di bawah Rp 100 juta. Di mana, rata-rata simpanan per rekeningnya terus mengalami penurunan.

Baca Juga: Bunga Tinggi Tetap Jadi Andalan Bank Digital Mendulang Simpanan Deposito

Ia mencontohkan di tahun 2018, rata-rata simpanan masyarakat di segmen tersebut masih bisa mencapai Rp 3,1 juta per rekening. Terakhir, di 2023, rata-rata simpanan tersebut sudah di level Rp 1,9 juta per rekening.

“Di rekening kecil yang di bawah Rp 100 juta ini terus menurun hingga Rp 2 juta. Jadi ini yang menjadi concern bersama,” ujar Kartika di DPR, Kamis (13/2).

Lebih lanjut, Kartika bilang hal tersebut berdampak pada komposisi dana murah di perbankan. Sebab, pertumbuhannya menjadi kendala.

“Tentunya akan mempengaruhi NIM, dan mempengaruhi suku bunga kredit ke depan,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Kartika berpandangan kemampuan bank untuk tumbuh dengan biaya yang murah. Alhasil, cost of fund perbankan bakal meningkat tajam.

Baca Juga: Menahan Konsumsi, Simpanan Masyarakat Kelas Menengah Bawah di Bank Meningkat

“Tentunya dengan suku bunga yang terus meningkat dan komposisi deposito yang terus meningkat, cost of fund dari perbankan meningkat secara tajam selama satu tahun terakhir,” jelasnya.

Selanjutnya: Promo Domino's Pizza Bukber Berdua dengan Papi Uno, Paket Hemat Pizza Mulai Rp 50.000

Menarik Dibaca: Promo Domino's Pizza Bukber Berdua dengan Papi Uno, Paket Hemat Pizza Mulai Rp 50.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×