kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Perbanas Soroti Simpanan Masyarakat Kecil yang Terus Susut Jadi Tantangan Perbankan


Kamis, 13 Maret 2025 / 15:51 WIB
Perbanas Soroti Simpanan Masyarakat Kecil yang Terus Susut Jadi Tantangan Perbankan
Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo. Perbanas menyoroti kondisi likuiditas tetap menjadi tantangan bank pada 2025, hal tersebut memengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyoroti kondisi likuiditas tetap menjadi tantangan bank pada tahun 2025. Di mana, hal tersebut memengaruhi kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.

Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa yang menjadi tugas utama bank di tahun ini adalah memastikan bagaimana Dana Pihak Ketiga (DPK) bisa tetap tumbuh. Sebab, saat ini, rasio likuiditas bank sudah cukup tinggi berada di level 89%.

Melihat lebih lanjut, Kartika bilang perlambatan pertumbuhan DPK terjadi untuk segmen simpanan masyarakat kecil yang di bawah Rp 100 juta. Di mana, rata-rata simpanan per rekeningnya terus mengalami penurunan.

Baca Juga: Bunga Tinggi Tetap Jadi Andalan Bank Digital Mendulang Simpanan Deposito

Ia mencontohkan di tahun 2018, rata-rata simpanan masyarakat di segmen tersebut masih bisa mencapai Rp 3,1 juta per rekening. Terakhir, di 2023, rata-rata simpanan tersebut sudah di level Rp 1,9 juta per rekening.

“Di rekening kecil yang di bawah Rp 100 juta ini terus menurun hingga Rp 2 juta. Jadi ini yang menjadi concern bersama,” ujar Kartika di DPR, Kamis (13/2).

Lebih lanjut, Kartika bilang hal tersebut berdampak pada komposisi dana murah di perbankan. Sebab, pertumbuhannya menjadi kendala.

“Tentunya akan mempengaruhi NIM, dan mempengaruhi suku bunga kredit ke depan,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Kartika berpandangan kemampuan bank untuk tumbuh dengan biaya yang murah. Alhasil, cost of fund perbankan bakal meningkat tajam.

Baca Juga: Menahan Konsumsi, Simpanan Masyarakat Kelas Menengah Bawah di Bank Meningkat

“Tentunya dengan suku bunga yang terus meningkat dan komposisi deposito yang terus meningkat, cost of fund dari perbankan meningkat secara tajam selama satu tahun terakhir,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×