kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Berpacu dengan Tenggak Waktu Penuhi Modal Inti, Ada yang Banting Setir


Rabu, 12 Oktober 2022 / 18:11 WIB
Perbankan Berpacu dengan Tenggak Waktu Penuhi Modal Inti, Ada yang Banting Setir
ILUSTRASI. Model menunjukan aplikasi mobile banking BANGGA dari Bank Ganesha saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (3/4). Perbankan Berpacu dengan Tenggak Waktu Penuhi Modal Inti, Ada yang Banting Setir.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tenggak waktu pemenuhan ketentuan modal inti minimun perbankan sudah semakin mepet. Tersisa 2,5 bulan lagi bagi bank-bank kecil menambah modal untuk memenuhi aturan regulator. 

Bank yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kebanyakan akan menempuh aksi righst issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) meskipun kondisi pasar saham sedang terkoreksi. 

Namun, ada juga yang kemudian banting setir dari semula berencana rights issue akhirnya memilih private placement dimana pengendali sahamnya melakukan injeksi modal sendiri. 

1. Bank Ina Perdana Tbk 

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) tetap memilih jalur rights issue karena persiapannya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Bank milik Salim Group ini akan menerbitkan saham baru 296,85 juta atau 4,76% dari total saham yang ditempatkan. 

Baca Juga: Perbankan Perkuat Modal Lewat Rights Issue, Investor Lama Siap Menyerap Haknya

Harga pelaksanaanya ditargetkan sekitar Rp 3.600- Rp 4.200. Dengan begitu, perseroan akan berpotensi dapat tambahan modal baru Rp 1,24 triliun. Aksi korporasi ini akan digelar pada minggu-minggu terakhir November.

Per Juni 2022, modal inti Bank Ina tercatat Rp 2,27 triliun. Jika seluruh saham rights issue terserap maka modal inti perseroan sampai di akhir tahun nanti akan lebih dari Rp 3 triliun. 

Daniel Budirahaju Direktur Utama Bank Ina mengatakan, perseroan akan fokus melakukan transformasi digital dengan permodalan yang semakin kuat. Bank ini akan mengembangkan superapp untuk melayani pinjaman dan juga transaksi secara digital.

"Setelah mendapat license digital banking dari OJK, kami akan fokus pengembangan unit digital bank baik dari segi pinjaman maupun transaksi," kata Daniel pada Kontan.co.id, Rabu (12/10). 

Sementara dari sisi pertumbuhan bisnis, perseroan akan terus menargetkan pertumbuhan kredit. Adapun tahun ini, Bank Ina optimis bisa mencatatkan ekspansi kredit lebih dari 30%. 

2. Bank Capital International Tbk

Sementara PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) banting setir di tengah waktu yang semakin mepet. Bank batal melakukan rights issue dan memilih melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement

Bank Capital akan menerbitkan saham baru sebanyak 19.946.980.337 lembar atau setara 72,14% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah private placement. Saham baru ini bakal diserap oleh PT Capital Global Investama, pengendali saham eksisting. Artinya injeksi modal dilakukan sendiri oleh pemilik bank. 

Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Akan Rights Issue Lagi pada 2022, Bidik Dana Rp 5 Triliun

Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji mengatakan skema aksi korporasi itu karena mempertimbangkan kondisi pasar saham. 

"Pertimbangan waktu dan jumlah yang bisa diserap dengan kondisi market yang ada, untuk memenuhi lebih awal komitmen untuk bisa mencapai Rp 3,5 triliun lebih modal inti," kata Wahyu.

Seperti diketahui, sebagian besar saham Bank Capital saat ini dimiliki oleh investor publik yakni 61,83%. Sementara Capital Global Investama hanya menggenggam 28,6% dan sisanya 9,5% dimiliki oleh KPD Simas Fund 2. 

Menurut Wahyu, semestinya harga private placement ini kemungkinan akan sama seperti harga rights issue yang diumumkan sebelumnya yakni Rp 100 per saham. Namun, keputusannya masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×