Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas ketat tengah membayangi industri perbankan. Terlebih, kondisi ketat tersebut lebih tampak pada bank yang kerap dikenal sebagai bank digital.
Memang, bank digital bisa dibilang tak mudah untuk mencari Dana Pihak Ketiga (DPK) dibandingkan bank konvensional. Mengingat, kebanyakan bank digital masih tergolong baru.
Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy mengatakan, bank digital ini masih belum memiliki nasabah-nasabah loyal yang dimiliki bank besar lainnya. Sehingga, mencari DPK untuk likuiditas pun perlu dengan iming-iming bunga yang tinggi dan beberapa insentif lainnya.
Baca Juga: Bank Ina (BINA) Optimis Ketahanan Likuiditas Masih Kuat Hingga Tahun 2024
“DPK bisa lumayan besar tapi akan mudah berpindah ke bank lain jika bunganya kurang menarik,” ujar Budi, Selasa (5/12).
Beberapa bank digital memang mencatatkan rasio likuiditas (LDR) tinggi. Itu berarti, penyaluran kredit bank tersebut lebih besar dibandingkan DPK yang mampu dihimpun.
PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) menjadi salah satu bank yang memiliki likuiditas paling ketat. Jika menilik laporan keuangan per 30 September 2023, AMAR memiliki rasio LDR di level 297,72%, naik dari periode sama tahun lalu di level 158,42%.
Selanjutnya, ada PT Super Bank Indonesia yang memiliki rasio LDR tertinggi kedua di antara bank-bank digital lainnya. Bank miliki Grup Emtek ini memiliki rasio LDR berada di level 223,81%.
Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan bilang likuiditas yang ketat tersebut lebih dikarenakan tidak adanya pertumbuhan DPK yang signifikan. Mengingat, bank tersebut sedang dalam proses transformasi dari sebelumnya bernama Bank Fama.
“Kita kan masih dalam tahap pembangunan infrastruktur, platform, dan sebagainya, jadi dari segi likuiditas kami sangat baik,” ujar Tigor, Selasa (5/12).
Di sisi lain, Tigor bilang bahwa saat ini masih memiliki permodalan yang cukup tinggi dengan terbaru mendapat suntikan dana dari Kakao Bank. Oleh karenanya, itu bisa menambah likuiditas yang dimiliki untuk membantu penyaluran kredit.
Memang, rasio capital adequacy ratio (CAR) yang dimiliki oleh Superbank juga tergolong tinggi. Per September 2023, CAR Superbank ada di leel 242,38%, ini juga sedikit turun dari periode sama tahun lalu di sekitar 283,96%.
Baca Juga: Likuiditas Mulai Mengetat, Kepemilikan Perbankan di SBN Mulai Menyusut
Meski LDR beberapa bank digital tetap tinggi, ada pula bank yang berhasil menurunkan rasio LDR secara bertahap. Adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang LDR di level 105,33% pada September 2023, susut dari periode sama tahun lalu di level 111,68%.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan posisi likuiditas Bank Jago saat ini masih aman. Menurutnya, ini tak terlepas dari tingginya permodalan yang dimiliki Bank Jago dengan CAR di level 71,33%.
Meski demikian, Arief bilang di tengah kondisi LDR tinggi, Bank Jago tetap berupaya mendongkrak kinerja pendanaan untuk mengimbangi penyaluran pinjaman. Di antara upayanya itu adalah dengan peluncuran produk tabungan baru hasil kolaborasi dengan GoTo Finansial (Gopay) yakni ‘GoPay Tabungan by Jago’.
"Dengan produk baru itu, funding tabungan memang akan lebih tinggi lagi. Likuiditas dari sisi LDR pun pelan-pelan akan rendah," kata Arief, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News