Reporter: Dessy Rosalina |
JAKARTA. Aturan Bank Indonesia (BI) soal multilisensi ternyata tidak membuat bankir gentar untuk berekspansi. Malahan, memasuki 2013, sejumlah bank rajin membangun cabang baru diiringi sejumlah jurus agar tetap efisien.
Tengok saja ekspansi yang dilakoni bank Mega. Dalam dua bulan pertama 2013, bank milik taipan Chairul Tanjung ini sudah membuka 3-4 kantor cabang baru. "Tahun ini kami memasang target membuka 20 cabang baru," ujar Direktur Operasional dan Keuangan Bank Mega, J.Georgino Godong.
Menurut Georgino, aturan multilisensi tidak menghambat bank Mega berekspansi. Sebab, selain giat membuka cabang, bank Mega juga menyiapkan jurus untuk tetap efisien. Contoh, menerapkan pola sentralisasi.
Lewat konsep ini, bank Mega meminimalisir peralatan operasional di cabang-cabang pembantu. Jadi, beberapa alat kantor yang strategis hanya disediakan di cabang yang berlokasi di kota besar. Sekedar informasi, ongkos Bank Mega untuk masing-masing cabang sekitar Rp 5 miliar.
Bank OCBC NISP juga menyiapkan jurus tersendiri demi tercapainya efisiensi. Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang, pihaknya melakukan pemantauan ketat terhadap prosedur operasional seluruh cabang OCBC NISP agar lebih produktif dan efisien.
"Aturan multilisensi tidak menghambat ekspansi karena kami lakukan efisiensi dan permodalan kami berlebih," tandas dia.
Hingga akhir tahun nanti, OCBC NISP bakal membangun sedikitnya tiga kantor cabang baru. Jumlahnya terbilang mini lantaran saat ini OCBC NISP sudah memiliki 350 cabang. Parwati menyebut, pembukaan cabang baru bakal membidik area yang betul-betul potensial atau daerah yang belum terdapat OCBC.
"Kami menargetkan level BOPO 80% di tahun ini karena kami masih terus berinvestasi di sistem dan IT," ujar dia.
Seperti diketahui, berdasarkan aturan BI soal multilisensi, efisiensi bank menjadi syarat memuluskan izin pembukaan cabang dari BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News